SURABAYA, PustakaJC.co – DPRD Jawa Timur menegaskan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) harus menghasilkan penelitian yang berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat. Tambahan anggaran dalam PAPBD Jatim 2025 dinilai tidak boleh hanya untuk kajian akademis, melainkan harus melahirkan solusi nyata.
Anggota Komisi A DPRD Jatim dari Fraksi PDIP, Yordan Batara Goa, menilai kondisi ekonomi Jawa Timur saat ini menuntut riset yang fokus pada pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan potensi daerah. Dilansir dari bhirawaonline.co.id, Senin, (15/9/2025).
“Kita berharap penambahan anggaran ini digunakan untuk riset yang betul-betul berdampak. Tidak hanya sekadar penelitian lalu dipublikasikan, tapi harus nyata memberi manfaat, terutama bagi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur,” ujar Yordan, Minggu, (14/9/2025).
Dalam Perubahan APBD 2025, BRIDA Jatim memperoleh tambahan Rp1,782 miliar, sehingga pagu meningkat dari Rp31,405 miliar menjadi Rp33,188 miliar. Pergeseran ini diarahkan dari belanja rutin menuju penguatan riset dan inovasi.
Tak hanya soal anggaran, Yordan mengungkapkan bahwa BRIDA tengah menyiapkan Raperda Inovasi Daerah pada 2026. Aturan ini diyakini akan menjadi landasan agar penelitian tidak berhenti di level publikasi, tetapi diimplementasikan dalam bentuk kebijakan berbasis riset.
“Kami mendorong agar perda ini menjadi payung riset dan inovasi daerah. BRIDA harus makin inovatif, menghasilkan penelitian yang benar-benar berdampak untuk kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Komisi A DPRD Jatim bahkan merekomendasikan tambahan Rp500 juta bagi BRIDA untuk mengkaji pendirian usaha berbasis inovasi IPTEK. Termasuk analisis dan penilaian inovasi unggulan yang bisa dikembangkan menjadi peluang ekonomi baru.
“Daerah kota dan kabupaten harus bisa menindaklanjuti hasil riset BRIDA untuk mengatasi persoalan ekonomi warganya. Ini yang kami dorong, agar kebijakan benar-benar berbasis riset,” pungkas Yordan, yang juga Plt Ketua DPC PDIP Surabaya. (ivan)