KOTA BATU, PUSTAKAJC.co - Bukan sekadar pelatihan, Jatim Retreat 2025 menjadi momentum transformasi karakter pemimpin birokrasi. Di bawah arahan Gubernur Khofifah Indar Parawansa, 72 pejabat tinggi Pemprov Jatim ditempa menjadi konduktor perubahan, membangun harmoni pelayanan publik yang efektif dan berdampak nyata bagi rakyat.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengambil langkah inovatif dengan menggelar Jatim Retreat 2025, di Pusdik Arhanud, Kota Batu. Dipimpin langsung Gubernur Khofifah Indar Parawansa, retreat ini diikuti 72 pejabat pimpinan tinggi dan berlangsung selama dua hari penuh. Sabtu, (26/4/2025).
“Retreat ini ruang penyatuan frekuensi, pembentukan daya tahan mental, dan pemurnian semangat pengabdian kita,” ujar Khofifah saat membuka kegiatan.
Tidak hanya mempererat kebersamaan antar kepala perangkat daerah, Jatim Retreat juga memperkuat integritas dan membangun kepemimpinan birokrasi berbasis pelayanan publik yang responsif, inklusif, dan berdaya saing tinggi.
Khofifah menegaskan pentingnya birokrasi yang bekerja cepat, kolaboratif, dan berorientasi pada hasil.
“Setiap rupiah dari APBD harus berdampak nyata ke masyarakat. Kebijakan harus menjawab kebutuhan riil rakyat,” tegas Gubernur Jatim itu.
Dalam retreat ini, para peserta digembleng dengan pembinaan mental dan fisik khas militer, serta dibekali wawasan strategis dari lembaga-lembaga nasional, seperti KPK, Lemhannas, LAN RI, Kementerian PAN-RB, hingga BKN.
Visi besar Gerbang Baru Nusantara menjadi benang merah dalam seluruh sesi retreat. Jawa Timur disiapkan sebagai simpul utama konektivitas nasional dengan 7 bandara, 37 pelabuhan, 12 ruas tol, dan 12 kawasan industri aktif.
“Jatim punya posisi strategis, kita adalah pintu gerbang pertumbuhan ekonomi regional dan nasional,” papar Khofifah.
Di hadapan peserta, Khofifah juga mengingatkan bahwa Nawa Bhakti Satya sembilan prioritas pembangunan Jawa Timur harus diselaraskan dengan visi nasional Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045.
“Ini bukan sekadar kerja birokrasi biasa. Kita membangun masa depan bangsa,” ucap Khofifah penuh semangat.
Sekdaprov Jatim Adhy Karyono menambahkan, retreat ini membentuk kesamaan visi di antara para pemimpin birokrasi.
“Ini investasi jangka panjang untuk membangun birokrasi yang berdaya saing, inovatif, dan siap menghadapi tantangan zaman,” jelas Adhy.
Melalui Jatim Retreat 2025, Jawa Timur tak hanya membangun fisik infrastruktur, tapi lebih dalam membangun mentalitas baru birokrasi: cepat, tanggap, dan hadir di tengah rakyat.
Spirit kolaborasi, daya adaptasi tinggi, dan kesadaran kolektif yang dipupuk dalam Jatim Retreat 2025 menjadi bahan bakar utama Jawa Timur untuk melangkah lebih mantap menuju Gerbang Baru Nusantara gerbang masa depan Indonesia. (ivan)