Sebelum adanya SPAM, warga harus membeli air bersih dengan harga mencapai Rp50 ribu per meter kubik. Dengan kebutuhan rata-rata 20 kubik per bulan, pengeluaran warga bisa mencapai lebih dari Rp1 juta. Kini, setelah sistem SPAM dikelola oleh Himpunan Pengelola Air Minum (HIPPAM), biaya air diperkirakan turun drastis menjadi hanya Rp1.000 per kubik.
SPAM Singosari melayani lebih dari 1.620 jiwa di 10 RT dan 2 RW, serta mencakup sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, masjid, dan mushala. Pembangunan infrastruktur menggunakan sistem pipanisasi dari sumber mata air menuju permukiman warga dan rampung dalam waktu relatif singkat sejak dimulai pada Februari 2025.
“Harapan kami, SPAM ini bisa memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga mendukung kegiatan sosial dan pendidikan warga,” tutur Khofifah.
Dengan diresmikannya SPAM Singosari, masyarakat Dusun Sumbul kini dapat mengakses air bersih secara berkelanjutan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen terus memperluas cakupan layanan air minum sebagai bagian dari pembangunan infrastruktur dasar yang merata dan inklusif. (ivan)
 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                