Jawa Timur Gelar 828 Titik Gerakan Pangan Murah, Harga Pokok Stabil Daya Beli Terjaga

parlemen | 24 September 2025 05:30

Jawa Timur Gelar 828 Titik Gerakan Pangan Murah, Harga Pokok Stabil Daya Beli Terjaga
Dukung Program Pemerintah Pusat. (dok bhirawa)

SURABAYA, PustakaJC.co – Jawa Timur kembali menunjukkan komitmennya sebagai Lumbung Pangan Nusantara. Hingga 23 September 2025, Pemprov Jatim menggelar 828 titik Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak untuk memastikan harga bahan pokok tetap terjangkau bagi masyarakat.

 

 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa GPM merupakan wujud nyata kehadiran pemerintah dalam menjaga daya beli rakyat. Dilansir dari bhirawaonlinw.co.id, Rabu, (24/9/2025).

 

“Ini adalah upaya nyata menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau. Total ada 828 titik GPM di seluruh penjuru Jawa Timur,” kata Khofifah saat mendampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Taman Mundu, Surabaya, Selasa (23/9).

 

 

 

Dari total tersebut, 222 titik digelar di kantor kecamatan, 212 di Koramil, 378 di Polsek, serta 16 titik lain. Setiap titik mendapat pasokan rata-rata 3 ton bahan pangan, hasil sinergi dengan Perum Bulog Jatim.

 

Untuk GPM di Surabaya, Bulog menyalurkan beras SPHP kemasan 5 kilogram seharga Rp55.000 dengan total 10 ton, minyak goreng Minyak Kita 1 liter Rp15.000 sebanyak 756 liter, serta gula pasir Rp17.500 per kilogram sebanyak 260 kilogram.

 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi kinerja Pemprov Jatim. Ia menyebut Jawa Timur sebagai provinsi dengan produksi dan penyerapan beras tertinggi nasional, bahkan mencatat surplus beras lebih dari 1,6 juta ton pada Januari–September 2025.

 

 

 

“Bapak Presiden menaruh perhatian khusus pada Jawa Timur. Pemprov Jatim berhasil menjaga ketersediaan pangan, bahkan Surabaya mencatat deflasi 0,07 persen. Ini harus jadi contoh bagi daerah lain,” ujar Amran.

 

Khofifah menambahkan, GPM selaras dengan peran Jawa Timur sebagai penopang ekonomi nasional. Data BPS mencatat inflasi Agustus 2025 hanya 2,17 persen (year-on-year) dengan deflasi bulanan 0,10 persen. Ekonomi Jatim pun tumbuh positif, dengan pertumbuhan triwulan II 2025 mencapai 3,09 persen, tertinggi di Pulau Jawa.

 

“Pemprov Jatim konsisten menggelar pasar murah di berbagai daerah. Antusiasme masyarakat selalu tinggi, ini bukti kebutuhan nyata sekaligus wujud hadirnya pemerintah di tengah rakyat,” tegas Khofifah.

 

Gerakan Pangan Murah di Jawa Timur tidak hanya menjaga stabilitas harga, tetapi juga menjadi ekosistem berkelanjutan dari desa hingga kota. Dengan surplus produksi beras dan distribusi yang diperkuat Bulog, Jawa Timur mengokohkan perannya sebagai penopang ketahanan pangan nasional. (ivan)