SURABAYA, PustakaJC.co – Kabar menggembirakan datang dari Jawa Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2025, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Timur turun menjadi 3,88 persen, atau turun 0,31 persen poin dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini tercatat tertinggi di Pulau Jawa.
Sebagai perbandingan, DKI Jakarta hanya turun 0,16 persen poin, Jawa Tengah 0,12 persen, Jawa Barat 0,02 persen, DI Yogyakarta 0,02 persen, dan Banten 0,01 persen. Dilansir dari jatimpos.co, Kamis, (13/11/2025).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersyukur atas capaian ini.
“Alhamdulillah, penurunan TPT Jawa Timur menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa. Ini bukti ekonomi kita tangguh dan inklusif. Hasil kerja keras dunia usaha, industri, UMKM, dan masyarakat,” ujar Khofifah di Surabaya, Rabu,(12/11/2025).
Selama lima tahun terakhir, TPT Jatim terus menurun: dari 5,74 persen (2021) menjadi 3,88 persen (2025). Sementara secara nasional, TPT turun dari 6,49 persen menjadi 4,85 persen.
Khofifah menilai, penurunan ini selaras dengan pertumbuhan ekonomi Jatim yang mencapai 5,22 persen (y-on-y) pada Triwulan III 2025—lebih tinggi dari pertumbuhan nasional 5,04 persen.
Sektor industri pengolahan, perdagangan, transportasi, dan pertanian disebut sebagai penopang utama ekonomi daerah. Realisasi investasi Semester I 2025 juga naik signifikan, mencapai Rp74,69 triliun dan menyerap lebih dari 130 ribu tenaga kerja.
Untuk memperkuat sektor ketenagakerjaan, Pemprov Jatim terus memperluas akses kerja melalui Job Fair Inklusif 2025 yang membuka 5.589 lowongan dari 67 perusahaan, serta pelatihan gratis di BLK Wonojati Malang guna meningkatkan kompetensi tenaga kerja.
“Kami terus memperkuat sinergi lintas sektor agar tenaga kerja Jawa Timur makin kompeten dan berdaya saing. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat bisa meningkat,” tegas Khofifah.
Menurutnya, capaian ini sejalan dengan semangat “Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh” dan filosofi “Jatim Bisa”—Jawa Timur yang Berdaya, Inklusif, Sinergi, dan Adaptif.
“Penurunan pengangguran tertinggi di Pulau Jawa ini bukti kekuatan kolektif Jawa Timur. Dengan kolaborasi dan inovasi berkelanjutan, insyaallah Jatim akan terus tumbuh tangguh dan menyejahterakan,” pungkasnya. (ivan)