Ia juga menambahkan bahwa peluang ekspor dari berbagai sektor terus terbuka, mulai dari produk agrikultur, perikanan, hingga industri manufaktur.
“Tantangan ke depan adalah meningkatkan daya saing serta konsistensi suplai, karena pasar Singapura menuntut kualitas tinggi,” kata Khofifah.
Selain transaksi besar, misi dagang itu juga menghasilkan empat penandatanganan komitmen kerja sama antara pelaku usaha Jatim dan mitra dagang Singapura. Kerja sama ini diharapkan memperkuat rantai pasok dan membuka pasar baru bagi UMKM serta industri menengah asal Jawa Timur.
Pemerintah Provinsi Jatim menilai surplus perdagangan USD 379,19 juta pada Januari–Agustus 2025 menjadi momentum penting untuk memperluas ekspor. Dengan ekspor nonmigas mencapai USD 845,53 juta, Jatim disebut memiliki fondasi kuat untuk menambah kontribusi pada perdagangan Indonesia di tingkat global. (ivan)