SURABAYA, PustakaJC.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melantik 580 pejabat Administrator dan Pengawas di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat, (21/11/2025). Pelantikan berlangsung dalam tiga sesi, masing-masing 194 orang, 174 orang, dan 212 orang.
Pelantikan ini dilaksanakan berdasarkan SK Gubernur Jatim Nomor 800.1.3.3/13954/204/2025.
Dalam arahannya, Khofifah meminta seluruh pejabat yang baru dikukuhkan segera memacu kinerja, menjalankan tupoksi secara optimal, dan hadir sebagai motor penggerak layanan publik yang lebih cepat. Dilansir dari surabayapagi.com, Minggu, (23/11/2025).
“Maksimalkan seluruh energi untuk menjalankan tugas dan pengabdian terbaik,” tegasnya.
Khofifah menegaskan bahwa pelantikan kali ini menjadi momentum penting karena sebanyak 2.836 ASN Pemprov Jatim memasuki masa pensiun pada 2025. Jabatan strategis harus segera terisi agar roda pemerintahan berjalan efektif.
Ia mengingatkan bahwa persaingan antarprovinsi dalam menghadirkan layanan terbaik kini jauh lebih ketat.
Karena itu, para pejabat harus bekerja dinamis, terukur, cepat, dan profesional.
Khofifah kembali menekankan filosofi kerja “JATIM BISA” – Berdaya, Inklusif, Sinergis, Adaptif – sebagai pijakan pembangunan Jawa Timur. Menurutnya, Jatim harus menjadi pelaku utama perubahan, bukan sekadar mengikuti arus nasional.
Sebagai provinsi yang ia sebut sebagai Gerbang Baru Nusantara, para pejabat diminta peka terhadap dinamika regional hingga global.
Dalam pidatonya, Khofifah juga menyoroti pentingnya adaptasi terhadap isu lingkungan, termasuk komitmen pengurangan emisi karbon dan penanaman mangrove di berbagai wilayah Jatim.
Ia menyinggung peluang kerja sama internasional yang ia lihat saat menghadiri RISING FELLOWSHIP di Singapura, termasuk potensi penerapan carbon trading untuk mendukung target net zero emissionJawa Timur.
“Kami berharap Jawa Timur ke depan mampu mengembangkan carbon trading sebagai upaya mencapai net zero emission,” ujar Khofifah.
Khofifah menegaskan bahwa Jawa Timur memiliki peran strategis sebagai konektor utama wilayah Barat dan Timur Indonesia.
Banyak program pembangunan di Indonesia Timur, kata dia, memerlukan sinergi dengan Jawa Timur, termasuk melalui misi dagang yang rutin digelar.
“Ketika kita berbicara Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara, maka hati kita harus terbuka untuk mendorong kemajuan Indonesia Bagian Timur,” ucapnya.
Menutup arahannya, Khofifah mengingatkan bahwa penurunan fiskal Pemprov Jatim sekitar Rp7 triliun tidak boleh menjadi alasan turunnya kualitas layanan.
Ia meminta para pejabat meningkatkan produktivitas melalui inovasi dan kerja yang berdampak langsung kepada masyarakat.
“Kita tidak mampu memberikan modal kepada semua atau menggelar pelatihan manajerial untuk semua. Tapi yang dapat kita lakukan adalah memberikan fasilitasi,"pungkas Gubernur Jatim itu. (ivan)