Prof. Mu’ti menyoroti pentingnya metode deep learning, yakni pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada transfer ilmu, tetapi juga pada pemahaman mendalam dan penerapan di berbagai konteks kehidupan.
"Pembelajaran tidak sekadar mentransfer ilmu, tetapi juga harus bersifat transformatif. Dengan begitu, ilmu yang diberikan bisa berkembang menjadi pemahaman yang lebih luas dan bermakna bagi siswa," jelasnya.
Untuk mendukung transformasi pendidikan berbasis teknologi, Kemendikdasmen telah mengintegrasikan mata pelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) sebagai pilihan di sekolah. Selain itu, pelatihan guru juga diperluas dengan dua materi baru dalam Pendidikan Profesi Guru, yaitu bimbingan konseling dan pendidikan nilai, yang mulai diterapkan sejak November 2024.
Sebagai pesan kepada mahasiswa FIKIP yang akan menjadi guru di masa depan, Prof. Mu’ti menekankan pentingnya keseimbangan antara penguasaan teknologi dan nilai moral.