SURABAYA, PustakaJC.co - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menghadirkan program Ramadan Produktif bagi siswa SMA dan SMK guna memastikan mereka tetap aktif dalam pembelajaran sekaligus memperkuat nilai keimanan selama bulan suci Ramadan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menjelaskan bahwa program ini merujuk pada Surat Edaran Bersama (SEB) dari Kemenag, Kemendikdasmen, dan Kemendagri Nomor 2 Tahun 2025 serta Nomor 400.1/320/SJ tentang Pembelajaran di Bulan Ramadan 1446 H/2025 M.
“Program ini bertujuan agar siswa tetap aktif dan produktif meskipun tidak berada di sekolah. Mereka tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga didorong untuk memperdalam ibadah dan meningkatkan kegiatan sosial,” ujar Khofifah saat menghadiri retret di Magelang, Selasa (25/2/2025).
Menurut Khofifah, program ini mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dengan memperdalam materi yang telah mereka dapatkan di sekolah. Meski bersifat mandiri, pembelajaran tetap mendapatkan bimbingan langsung dari guru mata pelajaran. Selain aspek akademik, pembentukan karakter siswa juga menjadi fokus utama dalam program ini.
“Kami tetap mengutamakan pendidikan karakter, termasuk dengan mendorong siswa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan di lingkungan sekitar, seperti masjid atau panti asuhan,” tambahnya.
Salah satu bentuk pembelajaran mandiri yang bisa dilakukan adalah mengadakan bakti sosial secara berkelompok, misalnya mengunjungi panti asuhan untuk berbagi dengan sesama.
“Meskipun dilakukan berkelompok, guru kelas tetap bertanggung jawab mengoordinasikan kegiatan ini, seperti mengumpulkan pakaian layak pakai atau menyiapkan makanan berbuka puasa bagi yang membutuhkan,” jelas Khofifah.
Ia berharap program ini bisa memberikan pengalaman berharga bagi siswa, baik dalam aspek akademik maupun sosial.
“Jangan sampai waktu Ramadan hanya dihabiskan untuk tidur, bermain, atau melakukan aktivitas yang tidak bermanfaat bagi perkembangan pendidikan dan karakter mereka,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menambahkan bahwa program Ramadan Produktif juga diterapkan di sekolah dengan mengintegrasikan kegiatan keagamaan dalam proses belajar mengajar.
Bagi siswa Muslim, kegiatan ini mencakup tadarus Al-Qur’an, pesantren kilat, dan kajian keislaman. Sedangkan siswa non-Muslim didorong untuk mengikuti kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan mereka.
Aries juga menekankan pentingnya pengawasan oleh kepala bidang SMA, SMK, PKLK, serta cabang dinas untuk memastikan pelaksanaan program berjalan optimal di setiap sekolah. Jika ditemukan kendala, evaluasi akan segera dilakukan.
“Harapannya, siswa tetap aktif dengan kegiatan produktif dan beribadah selama bulan suci Ramadan, di mana pun mereka berada,” pungkasnya.
Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan jadwal libur sekolah pada 27-28 Februari serta 3, 4, dan 5 Maret 2025. Selama masa libur ini, pembelajaran dilakukan secara mandiri di rumah, tempat ibadah, atau lingkungan masyarakat sesuai dengan tugas dari sekolah.
Kemudian, pada 6-25 Maret 2025, kegiatan belajar akan kembali berlangsung di sekolah. Selanjutnya, menjelang Idul Fitri, siswa akan kembali libur mulai 26 Maret hingga 8 April 2025. Setelah libur berakhir, kegiatan belajar-mengajar akan kembali normal pada 9 April 2025. (nov)