Jurnal Nurani UIN Raden Fatah Terindeks Scopus

pendidikan | 30 Maret 2025 06:14

Jurnal Nurani UIN Raden Fatah Terindeks Scopus
Terindeksnya Jurnal Nurani di Scopus adalah langkah strategis dalam meningkatkan reputasi akademik Indonesia. (dok radenfatah.ac.id)

JAKARTA, PustakaJC.co - Dunia akademik Indonesia kembali mencatat prestasi gemilang,.Jurnal ilmiah Nurani dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang resmi terindeks dalam Scopus, basis data jurnal akademik terkemuka dunia.

Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) mampu bersaing di tingkat internasional, sekaligus menjadi cambuk bagi jurnal-jurnal lainnya agar meningkatkan kualitas publikasi ilmiah. Dilansir dari tempo.co Minggu, (30/3/2025).

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian ini.

“Keberhasilan ini bukan sekadar prestasi bagi UIN Raden Fatah, tetapi juga kebanggaan bagi dunia akademik Indonesia, khususnya PTKI. Ini membuktikan bahwa kita mampu berkontribusi di kancah global dengan penelitian berkualitas,” ujar Amien dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (29/03/2025).

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa jurnal berkualitas tinggi adalah pilar utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

 

 “Saya harap capaian ini dapat memotivasi lebih banyak akademisi untuk terus menghasilkan penelitian inovatif, yang tidak hanya berbobot secara akademik tetapi juga relevan bagi masyarakat,” tambahnya.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron, menegaskan bahwa terindeksnya Jurnal Nurani di Scopus adalah langkah strategis dalam meningkatkan reputasi akademik Indonesia.

“Selama ini, publikasi ilmiah kita sering dianggap kurang kompetitif di tingkat global. Namun, dengan pencapaian ini, kita membuktikan bahwa PTKI juga bisa bersaing dan diakui di dunia internasional,” ungkap Sahiron.

Ia juga mengungkapkan bahwa jumlah jurnal PTKI yang telah terindeks Scopus kini mencapai 48 jurnal, angka yang terus bertambah sebagai bukti peningkatan mutu akademik di Indonesia.

Pencapaian ini diharapkan dapat menginspirasi jurnal-jurnal akademik lainnya untuk meningkatkan kualitasnya. Pemerintah dan pihak kampus pun diimbau untuk terus memberikan dukungan berupa pelatihan dan pendampingan bagi jurnal-jurnal yang ingin mencapai standar internasional.

“Visibilitas global sangat penting dalam dunia akademik. Jika kita ingin diakui di kancah internasional, maka peningkatan mutu jurnal harus menjadi prioritas utama,” tegas Sahiron.

Prestasi ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam dunia publikasi ilmiah di Indonesia. Dengan semakin banyaknya jurnal terindeks Scopus, kualitas penelitian di PTKI akan semakin meningkat dan berkontribusi lebih luas bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta pendidikan di tingkat global. (ivan)