SURABAYA, PustakaJC.co- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu'ti, mengingatkan para guru di Indonesia untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Ia menyoroti banyaknya konten di era digital saat ini yang hanya mengejar sensasi dan popularitas tanpa memperhatikan kebenaran.
"Sekarang ini banyak konten yang dibuat hanya demi viral, meskipun kebenarannya belum jelas," ujar Abdul Mu'ti saat membuka Pekan Olahraga dan Seni SMK Muhammadiyah (Porsikam) di SMK Muhammadiyah 3 Metro, Lampung, Sabtu.
Ia menambahkan bahwa tak sedikit konten di media sosial berisi fitnah atau berita yang menyesatkan. Oleh karena itu, ia meminta para guru untuk lebih selektif dan berhati-hati dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar.
Abdul Mu'ti juga menyoroti fenomena baru seperti no viral no justice, di mana isu-isu tertentu didramatisasi agar mendapatkan perhatian publik, meski kebenarannya belum tentu terverifikasi.
Selain itu, ia mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam mencari pekerjaan secara online, mengingat maraknya kasus penipuan dan perdagangan manusia. Ia mencontohkan banyak warga Indonesia yang menjadi korban penipuan dan terjebak di negara seperti Kamboja dan Myanmar.
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Mu'ti juga mengungkapkan bahwa Kemendikdasmen sedang mengembangkan kurikulum deep learning, yakni pendekatan pembelajaran yang mendalam. Kurikulum ini menekankan pentingnya pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful.
"Kita ingin mewujudkan pendidikan yang membangkitkan semangat guru dalam mencintai ilmu dan murid, serta membangun hubungan saling menghargai antara guru dan siswa," jelasnya.
Ia menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan tanpa perundungan, di mana semua siswa merasa dihargai dan bahagia dalam proses belajar. (nov)