SURABAYA, PustakaJC.co - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menginisiasi Gerakan Numerasi Nasional sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan berpikir logis dan kritis siswa di seluruh jenjang pendidikan. Langkah ini diambil menyikapi rendahnya capaian numerasi pelajar Indonesia berdasarkan hasil asesmen nasional dan studi internasional.
Berdasarkan Rapor Pendidikan tahun 2022, terungkap bahwa dua dari tiga siswa sekolah dasar belum mencapai standar minimum dalam kemampuan numerasi. Hasil ini diperkuat dengan laporan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022 yang menunjukkan bahwa siswa Indonesia masih berada di tingkat dasar dalam sains, hanya mampu memahami fenomena ilmiah yang sederhana.
Menanggapi kondisi tersebut, Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG) Kemendikdasmen, Nunuk Suryani, menekankan pentingnya numerasi dalam kehidupan sehari-hari.
"Numerasi bukan sekadar matematika yang sulit, melainkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan sistematis yang dibutuhkan dalam kehidupan nyata," ujar Nunuk, dilansir dari Antara, Selasa ( 6/5/25).
[ halaman]
Melalui Gerakan Numerasi Nasional ini, Kemendikdasmen mendorong sinergi antara berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kapasitas guru dan tenaga kependidikan. Fokus utamanya adalah menciptakan pengalaman belajar yang relevan dan bermakna, serta menjadikan pembelajaran numerasi lebih menyenangkan bagi siswa.
Nunuk juga mengajak para pendidik untuk mengubah pendekatan dalam mengajar matematika, agar materi tidak lagi dianggap menakutkan dan sulit dipahami.
"Kami ingin guru-guru menerapkan metode pembelajaran yang membuat siswa merasa bahwa numerasi itu menyenangkan dan bermanfaat dalam kehidupan mereka," ungkapnya.
