Aries Agung Paewai Tegaskan Guru P3K Harus Jadi Pelopor Bukan Pelengkap

pendidikan | 03 Juli 2025 06:00

Aries Agung Paewai Tegaskan Guru P3K Harus Jadi Pelopor Bukan Pelengkap
Dr. Aries Agung Paewai saat memberikan pembekalan kepada peserta Orientasi ASN P3K Angkatan 86–90 yang digelar BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Rabu, 2 Juli 2025, di kampus Stesia Surabaya. (dok jatimpos)

SURABAYA, PustakaJC.co – Dalam pembekalan Orientasi ASN P3K Angkatan 86–90 yang digelar BPSDM Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Dr. Aries Agung Paewai menegaskan bahwa guru harus menjadi ujung tombak transformasi pendidikan.

Ia menekankan pentingnya peran guru sebagai agen perubahan di tengah berbagai tantangan zaman, mulai dari tekanan publik hingga kompleksitas sosial yang dihadapi di ruang kelas. Dilansir dari jatimpos.co, Kamis, (3/7/2025).

 “Guru hari ini harus bisa menavigasi zaman. Kalau tidak punya kemauan untuk belajar, akan tertinggal,” ujar Dinas Pendidikan Jatim  Aries Agung Paewai.

Jawa Timur, lanjut Aries, menunjukkan progres besar dalam dunia pendidikan. Dengan mencatat 17.294 inovasi pendidikan di tahun 2025, Jatim menjadi provinsi dengan jumlah inovasi pendidikan terbanyak secara nasional. Inovasi tersebut lahir dari semangat guru dan kepala sekolah dalam menjawab kebutuhan lokal dengan pendekatan kreatif.

“Misalnya ada sekolah dengan lahan kosong, daripada dibiarkan, bisa dijadikan kebun edukatif. Anak-anak bisa belajar bertani, membangun karakter, bahkan memahami pemasaran. Ini bentuk pendidikan kontekstual,” jelas Aries.

Ia menambahkan bahwa pemerintah provinsi telah menyiapkan insentif hingga Rp 50 juta untuk pengembangan inovasi pendidikan selama 3 tahun. Tujuannya, agar guru terdorong untuk terus menciptakan solusi dari permasalahan nyata yang mereka hadapi.

Dalam pembekalan itu, Aries juga meluruskan persepsi keliru tentang status ASN P3K. Menurutnya, ASN P3K adalah bentuk penghargaan negara atas dedikasi guru honorer yang telah lama mengabdi. Karena itu, mereka harus mengubah pola pikir menjadi lebih proaktif dan solutif.

“Tidak ada istilah anak tiri. ASN itu ya PNS dan P3K. Semua punya tanggung jawab yang sama di hadapan negara dan masyarakat. Jangan tunggu perintah, tapi mulai berbuat dan menciptakan dampak,” tegas kepala dinas pendidikan Jatim itu.

Sesi orientasi ini juga mendapat sentuhan inspiratif dari Dr. Meithiana Indrasari, dosen Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, yang bertindak sebagai fasilitator. Ia menyampaikan bahwa transformasi pendidikan bukan semata soal kurikulum, tapi perubahan cara berpikir.

“Transformasi dimulai dari manusia, bukan dari sistem. Dan guru adalah titik awal perubahan itu. Orientasi ini bukan seremonial, tapi awal dari semangat baru,” kata Meithiana.

Acara berlangsung penuh semangat, interaktif, dan disambut antusias oleh para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mereka mengaku termotivasi untuk menjadikan status ASN P3K sebagai pijakan untuk berkontribusi lebih besar dalam dunia pendidikan. (ivan)