SURABAYA, PustakaJC.co - Ratusan calon siswa SMA Negeri 1 Giri Banyuwangi kecewa setelah dinyatakan lulus PPDB namun tak jadi diterima. Menyikapi hal itu, Dinas Pendidikan Jawa Timur langsung bergerak cepat bukan hanya memberi penjelasan, tapi juga menyiapkan solusi nyata: beasiswa ke sekolah swasta.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Dindik Jatim) menunjukkan respon cepat dan solutif atas kasus ratusan calon siswa di SMA Negeri 1 Giri, Banyuwangi, yang sempat “kena prank” PPDB. Sebanyak 123 siswa awalnya menerima notifikasi lulus, namun kemudian dinyatakan tidak diterima karena keterbatasan kuota. Dilansir dari lensajatim.id, Minggu, (6/7/2025).
“Sesuai arahan Ibu Gubernur Khofifah, jika mereka berminat, kami siapkan jalur beasiswa ke sekolah swasta,” kata Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, di Kota Batu, Rabu, (2/7/2025).
Menurut Aries, Dindik telah menggandeng sejumlah sekolah swasta di Banyuwangi untuk menampung siswa terdampak. Beberapa sekolah bahkan siap memberikan beasiswa penuh maupun bantuan biaya pendidikan.
“Ada beberapa sekolah swasta yang bersedia memberikan beasiswa penuh dan terjangkau. Jadi calon siswa tinggal memilih sekolah yang sesuai,” ujarnya.
Dari 123 siswa yang terdampak, tiga siswa sudah diterima di SMA Negeri 1 Giri, sementara 120 lainnya akan difasilitasi lewat jalur beasiswa.
Langkah ini mendapat apresiasi dari anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, yang menilai kebijakan tersebut sebagai bentuk nyata kehadiran negara.
“Apa yang dilakukan Dindik Jatim sesuai arahan Ibu Gubernur Khofifah adalah gerak cepat yang solutif dan berkeadilan. Ini menunjukkan empati dan keseriusan pemerintah dalam merespons masalah secara langsung, tanpa menyalahkan pihak mana pun,” ujar Ning Lia, anggota Komite III DPD RI.
Lebih lanjut, Ning Lia berpesan agar para siswa dan orang tua tidak larut dalam kekecewaan.
“Harapan saya, siswa jangan berkecil hati. Banyak sekolah swasta yang memiliki mutu baik. Masa depan anak bukan ditentukan nama besar sekolah, tapi mentalitas dan karakter mereka sendiri,” tukas anggota Komite III DPD RI itu.
Dengan semangat kolaborasi dan empati, Dindik Jatim membuktikan bahwa pendidikan tidak boleh berhenti hanya karena keterbatasan kuota. Solusi beasiswa adalah jalan tengah yang menjunjung keadilan, sekaligus bukti negara hadir di tengah persoalan nyata rakyat. (ivan)
 
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                