Dukungan juga datang dari Direktur Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kemendikdasmen, Ferry Maulana Putra, dalam sebuah webinar nasional bertajuk “Mendorong Pendidikan Inklusif melalui Transformasi Pendidikan Guru.” Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dengan Kerja Sama Pendidikan Guru Indonesia-Australia (KPGIA) dan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia. Ferry menegaskan peran strategis Direktorat PPG dalam mencetak guru profesional yang mampu mengakomodasi kebutuhan semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Nilai-nilai inklusivitas, menurut Ferry, telah diintegrasikan dalam seluruh proses pendidikan PPG, mulai dari mata kuliah hingga praktik mengajar dan interaksi akademik, untuk menciptakan ruang pembelajaran yang menghargai keberagaman.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Martadi dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyampaikan bahwa keberhasilan pendidikan inklusif memerlukan kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah.
“LPTK berperan dalam menyiapkan guru yang kompeten dan berjiwa inklusif, sementara KPGIA menyediakan dukungan inovasi, jejaring, dan sumber daya,” ungkapnya.
Berbagai bentuk , seperti webinar, konferensi, kuliah bersama, riset kolaboratif, dan studi banding, diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan guru. Dengan pendekatan ini, para guru di masa depan tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, dan konselor dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan zaman. (nov)