Putri asli Trenggalek, Dewi Yukha Nidha berhasil mengharumkan nama Indonesia setelah menjuarai Musabaqah Hifzil Qur'an (MHQ) tingkat internasional di Republik Tatarstan, Rusia. Nida pun menceritakan kisahnya memenangkan kompetisi bertajuk The 4th Holy Qur'an Recitation Competition itu.
Oleh: Intan Permata
Kepulangan Nidha, warga Dusun Kedungbajul, Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Trenggalek itu disambut dengan suka cita oleh keluarga. Serta para santri di pondok yang diasuh keluarganya, Pondok Pesantren Bahrul Ulum.
"Yang jelas saya bersyukur dan bahagia. Perjuangan ini bukanlah hasil dari usaha saya sendiri, tapi merupakan doa orang tua, guru-guru, keluarga, santri-santri dan masyarakat," kata perempuan yang akrab disapa Ning Nidha.
Nidha mengatakan bahwa dirinya memang kerap mengikuti dan menjuarai kompetisi Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) sejak berusia 17 tahun. Baik tingkat nasional maupun internasional.
"Untuk mengikuti kegiatan ini (MHQ di Tatarstan), kita harus menjadi juara MTQ nasional yang resmi diadakan oleh pemerintah. Jadi otomatis nama saya akan masuk di Kementerian Agama. Ketika ada undangan dari Rusia, Kementerian Agama memanggil saya," jelas perempuan 24 tahun itu.
Pada agenda MHQ di Tatarstan ini, Nidha harus menghafal Al-Qur'an 30 juz dengan soal yang diacak oleh dewan juri. Proses tersebut berlangsung sangat ketat karena dia harus bersaing dengan para hafizah dari berbagai negara.
Terlebih, para penguji merupakan pakar yang berpengalaman dalam bidang keilmuan Al-Qur'an. Bagi Nidha, MHQ di Tatarstan bukan hanya sebatas ajang untuk meraih juara.
"Yang tidak lepas dari MTQ ini adalah ilmunya. Jadi sambil menyelam minum air. Di sana otomatis kita di-tashih oleh para syaikh dan mufti dari berbagai negara. Ada dari Mesir, ada yang dari Turki, ada dari Arab Saudi dan lain-lain," jelasnya.
Dia juga menegaskan bahwa menjadi juara MTQ bukan untuk gengsi. Melainkan amanah untuk menyiarkan Al-Qur'an.
"Di daerah eropa sana saya bisa mensyiarkan Al-Qur'an dan juga nanti di Indonesia," kata putri pasangan Kiai Ibnu Mu'thi dengan Ibu Nyai Siti Munawarah itu.
Nidha pun bertekad untuk mengajarkan ilmu Al-Qur'an di pesantren milik keluarganya dengan konsisten dan menerapkan metode yang ketat. Sehingga para santrinya memiliki standar dan kualitas yang baik dalam menghafal Al-Qur'an.
"Saya akan terus berjuang menyebarkan ilmu ini dan saya berharap semoga ada generasi yang lebih lagi, terutama di daerah Trenggalek," pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengaku bahagia atas prestasi yang ditorehkan Dewi Yukha Nidha. Sebab, Nidha telah mengharumkan nama Trenggalek dan Indonesia di kancah internasional.
"Saya enggak bisa berkata apa-apa, apalagi nama Trenggalek mencuat di internasional karena Al-Qur'an. Tadi Nidha menyampaikan keinginannya untuk melakukan kaderisasi di sini dengan standarisasi internasional, ini kami akan coba wujudkan dan diskusikan lebih lanjut," kata pria yang akrab disapa Cak Ipin itu.
Sebelumnya, Nidha juga menorehkan sejumlah prestasi di bidang serupa. Antara lain, Hafidzah Terbaik I pada even MTQ ke-27 di Medan pada 2018, Juara I lomba Tafsir al-Qur'an Bahasa Arab pada MTQ Nasional ke-28 di Padang tahun 2020. Serta delegasi Indonesia pada MTQ tingkat dunia tahun 2017 di Jordania dan 2019 di Dubai.