HARI SANTRI 2022

Nilna Zahara Juarai Musabaqah Syarh Qawaid Fiqhiyah, Ini Sosoknya

tokoh | 22 Oktober 2022 14:52

Nilna Zahara Juarai Musabaqah Syarh Qawaid Fiqhiyah, Ini Sosoknya
Nilna Zahwa Zahara, juara 1 Musabaqah Syarh Qawaid Fiqhiyah (MSQF) yang digelar oleh RMI PBNU. (dok. nu.or.id)

SURABAYA, PustakaJC.co - Musabaqah Syarh Qawaid Fiqhiyah (MSQF) yang digelar oleh Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU telah menentukan juaranya. Adalah perempuan asal Cirebon, Nilna Zahwa Zahara, berhasil meraih juara 1 pada perlombaan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2022 itu. 

 

Menyabet predikat juara pertama pada lomba tersebut, siapa sangka bahwa persiapan yang dilakukan Nilna ternyata cukup singkat, hanya tiga hari! 

 

“To be honest, persiapannya itu cepat banget. Baru dikabarin lomba Musabaqah Syarh Qawaid Fiqhiyah ini 3 hari sebelum perlombaan,” kata Nilna seperti dilansir dari NU Online, Sabtu, (22/10/2022). 

Perempuan yang akrab disapa Nilna itu mengaku melakukan persiapan yang cukup mendadak lantaran sebelumny, dia harus menjadi delegasi sekolahnya dalam Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) yang diselenggarakan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.    

 

“Seleksi (MSQF) itu pada 18 Oktober 2022. Nah, 15 Oktober baru diberi tahu. Jadi, tiga hari sebelumnya baru mulai berlatih dan menghafalkan. Selebihnya, otodidak dan jika ada yang belum paham, nanya ke ustadz. Misalnya, dikasih contoh permasalahan dan penyelesaiannya gimana,” terang putri KH Marzuki Wahid Cirebon itu. 

 

Kendati demikian, Nilna mengaku tidak mengalami banyak kesulitan saat melakukan rangkaian persiapan lomba. Hal ini karena Qawaid Fiqhiyah merupakan bidang keilmuan yang menjadi mata pelajaran wajib di tingkatnya, yakni kelas XII Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK) Al-Hikmah 2 Brebes, Jawa Tengah. “Qawaid Fiqhiyah di MAPK itu materi pelajaran yang khusus diberikan kepada kelas tiga MAPK dan baru ada tahun ini,” ujar perempuan kelahiran 24 Oktober 2004 ini. 

Selain itu, ia menyebut bahwa Qawaid Fiqhiyah berkaitan dengan disiplin ilmu yang telah ia pelajari sebelumnya, salah satunya Ushul Fiqh. Basis keilmuan yang serumpun itu cukup memudahkannya mempersiapkan diri ikuti perlombaan. 

 

“Tiap pelajaran itu kita harus fokus dan benar-benar paham. Meskipun saya pribadi baru belajar Qawaid Fiqh di kelas 3, tapi apa yang dipelajari dalamnya itu seputar permasalahan fiqih. Ketika fiqihnya sudah paham, kalau ada masalah yang lebih dalam lagi kita sudah bisa menyikapi,” jabarnya. 

 

Meski persiapan yang dilakukannya sangat cepat, Nilna berhasil menyisihkan 337 peserta lain dari 110 pesantren se-Indonesia pada tahap pertama. Nilna kemudian maju ke babak grand final, melawan 10 finalis lainnya. 

Nilna berhasil memenangkan MSQF dan menyabet juara 1 dengan perolehan skor tertinggi, yakni 275 poin. Sementara juara 2 memperoleh nilai 248 poin, dan juara 3 dengan nilai 237 poin.

Atas perolehannya itu, Nilna menerima piala Rais ‘Aam PBNU dan uang pembinaan yang akan diserahkan secara simbolis pada puncak peringatan Hari Santri, 22 Oktober 2022 di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur mendatang. 

Profil Nilna Zahwa Zaharah 

Kemampuan membaca kitabnya tak terlepas dari dukungan keluarga. Nilna merupakan putri kedua dari empat bersaudara, pasangan KH Marzuki Wahid dan Nyai Lia Aliyah, yang sekarang diasuh oleh Nyai Nurul Bahrul Ulum dari Pondok Pesantren Luhur Manhaji Fahmina. 

 

Budaya mengkaji dan mempelajari kitab telah tertanam pada diri Nilna sejak usianya yang masih belia. Selain lingkungan keluarga, kepandaian Nilna juga kian berkembang melalui pendidikan formal yang ia terima sejak kecil. 

Nilna menempuh pendidikan tingkat dasarnya di SD Negeri Arjawinangun, Cirebon, sembari mengaji di pesantren keluarga Pondok Pesantren Dar al-Tauhid Arjawinangun Cirebon, Jawa Barat. 

 

Gadis kelahiran 26 Oktober 2004 itu kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertamanya di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta. 

Nilna merupakan siswi kelas XII Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK) Al-Hikmah 2 Brebes. Sebuah program yang berfokus pada tafaqquh fiddin atau pendalaman ilmu agama. Nilna mengaku senang dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang diinisiasi PBNU itu. 

 

"Ini dapat menjadi penyemangat kami untuk lebih rajin belajar," katanya. Ia juga berharap, perlombaan serupa dapat digelar lebih masif lagi di banyak tempat agar dapat memacu semangat para santri untuk mempelajari dan mendalami kitab kuning. (sumber: nu.or.id/pstk01)