Andi Alfian

Lulus S2 UGM dengan IPK 4,00

tokoh | 17 Desember 2023 16:39

Lulus S2 UGM dengan IPK 4,00
Dok ugm

YOGYAKARTA, PustakaJC.co - Tak hanya memenangkan penghargaan Indonesia Netherlands Thesis Prize 2023, kabar prestasi kembali datang dari Andi Alfian alumnus Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) program studi Agama dan Lintas Budaya.

 

Alfian panggilan akrabnya berhasil menjadi salah satu wisudawan terbaik dengan IPK sempurna yakni 4,00 hingga bagikan pengalaman memberi sambutan saat wisuda studi S2-nya ini. Kepada detikEdu, ia menceritakan prosesnya belajar di UGM yang sangat menyenangkan.

 

"Aku merasa kuliah di UGM menyenangkan apalagi jurusan yang aku jalani memang disukai yakni Philosophy and Religious Studies," ungkapnya beberapa waktu lalu.

 

Jadi Perwakilan Mahasiswa-Penghargaan Pengunjung Perpustakaan Terbanyak.

 

Raihan IPK sempurna ini juga menurun Alfian memberikan sambutan dalam acara wisuda UGM yang digelar pada tanggal 26 Oktober 2023 lalu.

 

Dalam sambutannya, Alfian menceritakan pengalamannya selama berkuliah di UGM hingga memberikan pesan kepada wisudawan rekan-rekan seperjuangannya bila tugas untuk membangun negeri belum selesai meski pendidikan telah usai.

 

Alfian mengaku, ia tidak menyangka akan menjadi perwakilan wisudawan untuk memberi sambutan atau representative student. Karena menurutnya ada banyak pertimbangan di baliknya seperti IPK sempurna dan tercepat.

 

"Aku nggak expect aja, aku selama berkuliah mencoba menikmati semua prosesnya. Sehingga saat dapat email ucapan selamat menjadi representative student malah bertanya, oh bisa ya? Aku bisa ya?" ungkapnya.

 

Tak hanya jadi perwakilan mahasiswa dan lulusan terbaik, Alfian mengaku ada satu gelar lainnya yang ia dapatkan. Gelar tersebut tak diumumkan dalam saat prosesi wisuda melainkan di sesi ramah-tamah sebagai pengunjung perpustakaan terbanyak.

 

"Itu bikin aku senang banget mendapat penghargaan pengunjung perpustakaan terbanyak. Lagi-lagi aku ga nyangka, ternyata aku hampir melakukan 200-an kali kunjungan perpustakaan dan disebut sampai dapat penghargaan," tutur mahasiswa asal Makassar ini.

 

Menang Indonesia Netherlands Thesis Prize 2023

Melalui tesis berjudul "Eco-relational Citizenship: Perspectives from Bara and Cindakko Indigenous Communities of Sulawesi, Indonesia", Alfian meneliti pengetahuan adat komunitas Bara dan Cindakko di Sulawesi Selatan. Ia mencoba mengakomodasi pengetahuan adat ke dalam program pembangunan Indonesia.

 

"Indonesia itu kan kaya akan masyarakat adat, namun seringkali dianggap terbelakang, terpinggirkan atau belum modern. Program pengembangan ini berusaha membuat masyarakat adat modern, maju dan seterusnya," ungkapnya.

 

Lulusan S1 UIN Alauddin Makassar ini mencoba membalik perspektif itu. Jadi, kepercayaan masyarakat adat bisa diakomodasi ke dalam program pengembangan.

 

"Contohnya kepercayaan masyarakat adat yang percaya bahwa hutan itu sakral dan meyakini pohon adalah warga negara bisa diakomodasi ke dalam program pengembangan pemerintah," tambah Alfian.

 

Secara spesifik, Alfian mengangkat pengembangan konsep kewargaan eko-relasional dari pengetahuan adat Bara dan Cindakko. Pengetahuan adat ini bisa mempromosikan kewargaan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.

 

Melalui tesis ini, Alfian memenangkan penghargaan Indonesia Netherlands Thesis Prize 2023 yang diberikan oleh The Indonesia Nederland Society (INS) yang bekerja sama dengan berbagai pihak. Seperti PPI Belanda, Nuffic Southeast Asia, dan Garuda Indonesia.

 

Dengan demikian, pada akhir bulan Januari 2024 mendatang Alfian akan terbang ke Belanda untuk mempresentasikan penelitiannya ini. Di balik itu, ia juga tengah mencari beasiswa yang cocok untuk melanjutkan studinya baik S2 atau S3.

 

"Aku rencana sekitar satu bulan di Belanda, sekalian cari beasiswa dan beberapa kampus yang cocok. Kalau ada peluang, aku mungkin lanjut studi baik S2 lagi atau ke S3," tuturnya.

 

Founder Sekolah Anak Muda

Selain itu, Alfian juga mengelola sebuah komunitas bernama "Sekolah Anak Muda". Sebuah komunitas anak muda yang menjalani berbagai kegiatan lintas sektor seperti tentang ekologi, gender, agama dan isu-isu kontemporer lainnya.

 

"Kita (anak muda) butuh semacam ruang di mana kita bisa menyambungkan satu isu dengan isu lainnya. Meski tak terfikir punya hubungan, semua isu ada kaitannya. Salah satu program yang ditawarkan adalah anak muda mengajar," jelas Alfian.

 

Program ini mengajak anak muda untuk mengajar ke masyarakat adat dan tinggal bersama kurang lebih 4-5 hari untuk mengajar anak-anak di sana. Tak hanya program mengajar, Sekolah Anak Muda juga memiliki program penelitian dengan produk majalah.

 

Seluruh program komunitas ini terbuka untuk umum dan diselenggarakan secara berkala. Bila tertarik bisa cek informasinya di Instagram @sekolahanakmuda. (int)

Bagikan
Halaman