Perjalanan hidup kadang seperti roller coaster, melaju dengan kecepatan tinggi, berkelok, berada pada titik terbawah untuk kemudian melesat keatas. Begitu kata Dini Harwanty, perempuan kelahiran Sumbawa,kini sebagai Branch Manager Bank Mandiri KCP Surabaya Dharmahusada.
Berikut kisahnya yang dibagikan di sela kunjungannya bersama tim Bank Mandiri KCP Surabaya Dharmahusada, Kenddy Ayu, ke Redaksi PustakaJC.co, Rabu (11/9/2024) lalu.
SURABAYA, PustakaJC.co - Perjalanan panjang Dini Harwanty, perempuan kelahiran Sumbawa yang memimpikan karir sebagai pegawai bank sedari kecil karena berkiblat sang Ayah, penuh dengan pergolakan. Tak lepas dari didikan sang Ayah serta doa dari Ibu tercinta, Dini berhasil masuk menjadi pegawai Bank Mandiri pada tahun 2004 dan menempati posisi Custumer Service (CS).
Duduk sebagai CS di Bank bergengsi naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak membuat Dini berpuas hati. Gejolak untuk belajar dan mendapat capaian yang lebih terus bergemuruh dalam dirii Dini. Didikan kedisiplinan waktu, ketekunan, dan bekerja keras yang Ayahnya ajarkan membuatnya terus berproses.
"Mereka bisa Din, kerjakan dengan tekun dan disiplinlah dalam bekerja. Itu kata Ayah saya, " kata Dini, mengenang.
Di tahun keempat Dini bekerja sebagai CS di Bank Mandiri Mataram, ia memutuskan mengakhiri masa lajangnya. Kemudian, di tahun yang sama, Dini mengikuti suami berpindah tugas ke Jakarta. Lembaran cerita baru dimulai dalam karir Dini di Bank Mandiri di kota metropolitan dengan segala problematikanya.
"Tahun 2008 saya menikah lalu pindah ke Jakarta ikut suami tugas di sana, " ucap wanita penyuka tahu campur ini.
Di Jakarta Dini mengaku mengalami kehidupan yang keras. Baik itu di karir yang serba tertata dan saklek, ditambah kerasnya jalanan Jakarta dengan kemacetannya. Namun, di Jakarta jugalah karir Dini di Bank Mandiri terus naik, dari CS ke Branch Manager (Manager Cabang). Meski telah menduduki posisi Branch Manager, Dini tetaplah Dini yang sederhana dan rendah hati. Dia selalu menganggap tim nya adalah anak-anaknya dalam berkarir dan dia pun memposisikan diri sebagai sosok ibu. Sosokyang mendidik, memberi contoh, dan ngayomi.
Begitupun ia bersikap kepada para nasabahnya. Dia menjalin komunikasi yang baik dengan semua nasabahnya. Ia akan dengan senang hati mendatangi kantor atau rumah nasabahnya. Baginya, menjalin komunikasi seperti yang ia lakukan adalah demi kenyamanan dan keamanan kedua belah pihak serta menjaga kepercayaan antara pihak bank dan nasabah.
"Mengunjungi nasabah banyak manfaatnya. Bahkan ada yang sampai saat ini jadi berteman dekat dengan saya, sudah seperti besti lah kalau kata anak sekarang," ujarnya seraya tertawa ringan.
Setelah empat belas tahun bergelut dengan hiruk pikuk Jakarta, Dini nekad mengajukan pindah ke Surabaya. Kota Pahlawan bukanlah kota asalnya. Surabaya adalah kota kelahiran sekaligus pusara suami tercintanya.
Ya, tahun 2021, pasa saat pandemi Covid 19 melanda negeri ini, saat itulah suami Dini berpulang ketika akan terbang ke Jakarta setelah beberapa waktu berada di Surabaya. Dikarenakan penutupan akses dan pembatasan mobilitas diberlakukan penuh demi mengurangi korban, suami Dini dimakamkan di TPU Keputih Surabaya.
"Suami saya meninggal tahun 2021, saat mau kembali ke Jakarta dari Surabaya. Karena lockdown penuh, jenazah tidak bisa diterbangkan ke Jakarta dan saya serta anak-anak tidak bisa ke Surabaya. Kami melihat pemakaman via video call,"kenang Dini.
Ditinggal suami untuk selamanya diakui Dini adalah titik terendah dalam hidupnya. Apalagi saat itu ia dan kedua buah hatinya tinggal di Jakarta. Dengan pertimbangan demi anak-anaknya, Dini mengajukaan pindah ke Surabaya. Meskipun di Surabaya tidak ada posisi sebagai Branch Manager.
Semesta mendukung keinginan pindah Dini ke Surabaya. Tahun 2022 akhir, ia resmi pindah ke Surabaya, di Bank Mandiri Surabaya jalan Basuki Rahmat. Disinilah Dini pertama kali bertemu dengan Kenddy, tim kerjanya sekarang.
Di Basuki Rahmad, Dini tidak menduduki posisi Branch Manager karena posisi tersebut saat Dini pindah sedang tidak tersedia. Jadi, ia menduduki posisi dibawahnya, sebagai junior manager.
Meskipun demikian, Dini tetap belerja seperti biasa. Memaksimalkan potensi dalam dirinya dengan beban taanggung jawab yang diakuinya lebih ringan dibanding menjadi Branch Manager.
Enam bulan berada di Basuki Rahmad, Dini dipindahkan ke Bank Mandiri Surabaya Cabang Pemuda. Di Cabang ini juga Dini masih menduduki posisi seperti di Basuki Rahmad. Ia mengaku di Cabang Pemuda ini ia sudah lebih bisa beradaptasi dengan pola kerja dan kehidupan Surabaya.
"Hidup di Surabaya tidak setegang di Jakarta, disini lebih santai. Saya bersyukur memilih Surabaya, selain dekat dengan pusara suami, kehidupan dan sosial masyarakatnya lebih slow dibanding Jakarta," katanya.
Setelah enam bulan di Cabang Pemuda, Dini kembali berpindah. Per 1 Januari 2024, ia resmi ditempatkan di Bank Mandiri Surabaya Cabang Dharmahusada. Di cabang ini, Dini kembali menempati posisi Branch Manager seperti semula.
"Di sini posisi Branch Manager saya dikembalikan. Sayajuga bertemu lagi dengan Kenddy,"katanya sambil melirik Kenddy yang duduk disampingnya.
Kehidupan dan karir seseorang memiliki jalannya masing-masing. Begitu pula bagi seorang Dinj Harwanty. Baginya, apapun pekerjaan yang dilakoni, salah satu modal yang harus dimiliki selain skill yang dibutuhkan selama bekerja adalah attitude atau sikap dan perilaku selama bekerja.
Boleh saja seseorang memiliki kecerdasan dan skill yang tidak terkalahkan, sehingga sulit untuk dilampaui posisi dan kedudukannya di dalam suatu perusahaan. Tapi akan sulit bertahan jika tidak memiliki attitude yang baik saat sedang bekerja.
"Seperti itu juga di industri perbankan, kalau attitude nya tidak dijaga, tidak jujur misalnya, ya sudah, selesai, " tandasnya. (int)