Syekh Imam Maghfuro

Misteri Guru Tarekat yang Diduga Terlibat dalam Perang Diponegoro

tokoh | 26 Maret 2025 23:16

Misteri  Guru Tarekat yang Diduga Terlibat dalam Perang Diponegoro
Makam Syek Imam Maghfuro atau Kiai Imam Puro. (dok nu.or.id)

 

PURWOREJO, PustakaJC.co - Syekh Imam Maghfuro atau Kiai Imam Puro dikenal sebagai tokoh penyebar Tarekat Syathariyah-Sadziliyah di Jawa. Selain dikenal sebagai ulama sufi, ia diduga memiliki keterkaitan erat dengan perlawanan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa (1825-1830).

Syekh Imam Maghfuro atau yang dikenal sebagai Kiai Imam Puro bukan sekadar ulama sufi biasa. Namanya tercatat dalam sejarah sebagai penyebar pertama Tarekat Syathariyah-Sadziliyah di Purworejo, Jawa Tengah. Tarekat ini ia peroleh dari Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan, seorang mufti Syafiiyah di Makkah pada abad ke-19. Dikutip dari nu.or.id Rabu, (26/3/2025).

"Beliau merupakan tokoh spiritual yang sangat berpengaruh di masanya. Ajarannya tidak hanya bersifat mistik, tetapi juga memberikan semangat perlawanan terhadap kolonial," ujar KH. Adib Luthfi Hakim, pengasuh Pesantren Al-Ishlah Purworejo.

Berdasarkan catatan manaqib yang disusun oleh KH. Muhammad Ma'mur, Syekh Imam Maghfuro diyakini sebagai salah satu guru spiritual yang memberikan dukungan moral dan spiritual kepada Pangeran Diponegoro selama Perang Jawa.

 

"Keterlibatannya dalam Perang Diponegoro memang tidak tercatat secara eksplisit, tetapi banyak sumber menyebutkan bahwa beliau adalah bagian dari jaringan ulama yang menentang kolonial Belanda," jelas Zainul Milal Bizawi, peneliti sejarah Islam Nusantara.

Silsilah Tarekat Syathariyah-Sadziliyah:

Berikut adalah silsilah Tarekat Syathariyah-Sadziliyah yang dipegang oleh Syekh Imam Maghfuro:

  1. Syekh Imam Maghfuro (Imam Puro), dari;
  2. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan, dari;
  3. Abdurrahman bin Ali As-Saqqof, dari;
  4. Ali bin Umar, dari;
  5. Umar bin As-Saqqof, hingga bersambung kepada Nabi Muhammad SAW.

 

"Silsilah ini menunjukkan bahwa ajaran Tarekat Syathariyah-Sadziliyah yang dibawa Syekh Imam Maghfuro memiliki hubungan kuat dengan pusat keilmuan Islam di Makkah," ungkap KH. Adib Luthfi Hakim.

Ajaran Syekh Imam Maghfuro masih lestari di beberapa pesantren di Purworejo, termasuk Pesantren Al-Ishlah yang menjadi pusat pengajaran Tarekat Syathariyah-Sadziliyah.

 

"Beliau mengajarkan dzikir-dzikir khusus seperti Shalawat Kubra dan Shalawat Tamlaa'u Khazaa'inallah. Ini menjadi amalan utama para pengikutnya hingga sekarang," tambah KH. Adib.

Syekh Imam Maghfuro bukan hanya penyebar Tarekat Syathariyah-Sadziliyah, tetapi juga tokoh yang diduga memiliki peran dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Jejak spiritualnya masih terasa di pesantren-pesantren yang mengajarkan tarekat ini, menjadi warisan penting bagi sejarah Islam di Nusantara.

"Kita perlu terus menggali dan menjaga warisan intelektual dan spiritual para ulama terdahulu agar generasi mendatang memahami peran mereka dalam membentuk sejarah bangsa," tutup KH. Adib Luthfi Hakim. (ivan)