Pesan ini pula yang ditekankan oleh Nyai Fatmah dalam syiirnya. Ia berpesan agar umat Islam tidak bosan beribadah dan selalu mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat:
Sangona odhi' kembali,
Senneng dunnya jha' parduli
(Bekal hidup kembali, senang dunia jangan peduli)
Karya "Riwayat Epon Rasulullah" menjadi bukti bahwa sastra lokal mampu menjadi sarana dakwah yang efektif. Dengan bahasa daerah yang mudah dipahami, pesan cinta kepada Rasulullah SAW dan semangat meneladani ibadahnya terus hidup di hati para santri dan masyarakat Madura hingga kini.
Nyai Fatmah mungkin telah tiada, tetapi warisan syiirnya tetap abadi, mengalun di setiap peringatan Maulid Nabi dan menjadi pengingat bahwa mencintai Rasulullah bukan hanya diucapkan, tetapi dibuktikan dalam sikap dan amalan sehari-hari. (ivan)