Sejak SMP, Kim sudah terbiasa bekerja sambil belajar. Menjadi buruh bangunan hingga penjaga toko ia lakoni tanpa gengsi. Namun di sela-sela kerja keras itu, ia terus menulis dan membaca.
“Saya sadar, belajar tidak harus lewat bangku kuliah,” tambahnya.
Perjalanan sastranya semakin dalam ketika menetap hampir 10 tahun di Bali. Di sanalah ia berguru kepada Umbu Landu Paranggi, penyair legendaris Indonesia. Bersama komunitas Jati Jagat Kampung Puisi (JKP), Kim turut menghidupkan diskusi-diskusi sastra keliling lintas kota.