“Awalnya saya kirim 20 puisi ke Pak Umbu, tidak diterbitkan. Kirim 100 puisi pun, Cuma satu yang tembus. Tapi buat saya, bukan soal cetak, ini soal proses belajar,” ujarn kim dengan yakin.
Kim telah menerbitkan empat buku puisi: API KATA, ANGIN PERTAMA, ROCK ALTERNATIF DI TELINGA KIRIMU, dan SETELAH DERU PAKU DAN PALU. Salah satu puisinya dalam buku terbaru menggambarkan kerasnya dunia kerja:
“Kuasku bersama seribu kuli yang berbaris sepanjang titian besi di puncak tower lima puluh lantai kucipta kata tak terbaca...”