Dikisahkan, Bratalegawa memeluk Islam saat berdagang ke India. Ia bertemu saudagar Arab yang mengenalkannya pada Islam, lalu melanjutkan perjalanannya ke Makkah untuk berhaji.
“Setelah kembali dari Tanah Suci, Haji Purwa mencoba mengislamkan penguasa Galuh. Tapi karena gagal, ia memilih menetap di Cirebon Girang, dan mulai berdakwah,” tulis Prof. Edi S. Ekadjati dalam karya ilmiahnya Penyebaran Agama Islam di Jawa Barat (1975).
Prof. Ekadjati juga menyebut, Haji Purwa kemungkinan besar adalah Syekh Maulana Saifuddin, pendakwah pertama yang tinggal secara permanen di Cirebon, mendampingi pemimpin lokal Ki Gedeng Kasmaya di wilayah Mandala Cirebon Girang.
Menurut naskah Purwaka Caruban Nagari, pada masa itu Ki Gedeng Kasmaya digantikan oleh putranya, Ki Gedeng Tapa (ayah dari Nyimas Rara Santang), yang memerintah sepanjang pesisir Cirebon. Di masa inilah aktivitas Islam mulai tumbuh secara sistematis di kawasan pesisir Jawa Barat.