As'ad menempuh pendidikan rendah hingga tinggi di sekolah Muhammadiyah. Namun, pada tahun 1963 nasibnya mengalami perubahan. Insiden jatuh dari pohon di usia 18 tahun membuat tulang belakang As'ad terkena pengapuran. Dokter memvonis As'ad cacat seumur hidup: berjalan pincang dan lehernya tak bisa bergerak, sehingga harus berjalan pakai tongkat.
Alhasil, dia pun tak bisa lagi bersekolah dan beralih menjadi guru ngaji. Selama jadi guru ngaji, dia dikenal sebagai sosok yang bisa mengajarkan murid baca Al-Quran secara cepat. Jika menggunakan metode konvensional atau Badghadiyah, seseorang membutuhkan 2-3 tahun untuk bisa baca Al-Qur'an.
Namun, lewat metode yang diperkenalkan As'ad, seseorang bisa fasih membaca Al-Qur'an hanya dalam hitungan bulan. Rupanya, dia mengajarkan orang mengaji berdasarkan kata per kata, dari yang paling mudah hingga tersulit. Awalnya, murid diberi kata "ba-ta", "a-ba-ta","ja-ja", dan sebagainya hingga ke kalimat panjang.
Lewat cara itu, pembelajaran membaca Al-Qur'an bisa lebih sederhana dan dimengerti oleh murid yang mayoritas anak-anak. Metode inilah kelak disebut sebagai Iqro yang baru diperkenalkan As'ad secara luas pada 1983.