Gaya naturalisnya dipengaruhi M Sochieb, pelukis pertempuran 10 November, yang menjadi gurunya. Ia bahkan sempat menjadi asisten Sochieb. Sejak itu, lukisan Mansyur banyak menampilkan kehidupan rakyat jelata—terutama nelayan dan laut. Tema yang jarang disentuh pelukis Indonesia.
“Laut itu bukan hanya hamparan air. Di sana ada doa, perjuangan, dan hidup masyarakat kita,” tegas Mansyur.
Pameran tunggalnya bertajuk “Citra Bahari dalam Goresan Warna” tahun 2017 menjadi penanda betapa laut adalah jiwa dalam karyanya. Dari 40 lukisan yang dipamerkan, 65 persen bertema maritim. Ia disebut sebagai pelukis yang “berjaya di laut” oleh pengamat seni Agus Dermawan.