Ismail Fajrie Alatas

Islam Itu Hidup, Bukan Sekadar Teks

tokoh | 04 Agustus 2025 05:47

“Asad menyebut Geertz terlalu menekankan dimensi keyakinan individual ala Protestan dan mengabaikan dimensi sosial-politik agama. Sedangkan Gellner dianggap mengabaikan agensi atau peran aktif umat Islam dalam membentuk praktik keberagamaan,” jelas Fajrie.

Asad justru mengusulkan pendekatan baru yang menempatkan subjek Muslim sebagai bagian dari sistem sosial dan politik yang membentuk praktik keberagamaannya.

Bagi Fajrie, penting untuk tidak melihat Islam sebagai ajaran yang tetap dan tunggal. Ia menekankan bahwa praktik keislaman senantiasa dipengaruhi oleh kondisi sosial-politik, relasi kekuasaan, dan budaya lokal yang sangat beragam.

“Tradisi tekstual Islam memang penting, tapi harus dilihat dalam kaitannya dengan praktik sosial yang hidup. Teks agama tidak turun di ruang hampa,” tandasnya.