Pemuda Syam

Santri yang Wafat Saat Menuntut Ilmu, Dihormati Ulama dan Dimuliakan di Surga

tokoh | 09 Oktober 2025 06:01

Santri yang Wafat Saat Menuntut Ilmu, Dihormati Ulama dan Dimuliakan di Surga
Ilustrasi menuntut ilmu. (dok Kemenag)

MADINAH, PustakaJC.co — Ia bukan ulama besar, bukan pula bangsawan. Namun semangatnya menuntut ilmu membuat namanya abadi dalam sejarah keilmuan Islam. Dialah seorang pemuda dari Syam, santri yang wafat di Madinah dalam perjalanan mencari ilmu, dan dimuliakan oleh Allah dengan derajat tinggi di surga.

 

Kisahnya diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas, sebagaimana dikutip Imam Ibnu Baththal dalam Syarah Shahih Bukhari. Menurut Imam Malik, pemuda itu datang dari negeri Syam ke Madinah dengan tekad kuat untuk belajar agama. Usianya masih muda, namun kecintaannya pada ilmu luar biasa. Hingga suatu hari, ajal menjemputnya sebelum sempat menuntaskan pelajarannya. Dilansir dari kemenag.go.id, Kamis, (9/10/2025).

 

“Aku melihat pada jenazahnya sesuatu yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Para ulama di kota ini berebut mengiringi jenazahnya dengan penuh penghormatan,” tutur Imam Malik.

 

 

 

Tiga hari kemudian, seorang lelaki saleh bermimpi melihat pemuda itu dalam keadaan bercahaya, berpakaian putih dan bersorban hijau, menunggang kuda putih dari langit. Saat ditanya keadaannya, ia menjawab:

 

“Allah memberiku derajat di surga untuk setiap ilmu yang kupelajari, hingga aku ditempatkan bersama para ulama, dua tingkat di bawah derajat para nabi dan sahabat.”

 

Kabar itu pun tersebar di seluruh Madinah, membangkitkan semangat para penuntut ilmu. Kisah pemuda Syam menjadi teladan bahwa menuntut ilmu dengan niat tulus adalah jalan kemuliaan.

 

Sebagaimana sabda Nabi SAW:

 

“Apabila kematian datang kepada seorang pencari ilmu dalam keadaan itu, maka ia mati syahid.” (HR. Al-Bazzar)

 

Kisah hidup dan wafatnya pemuda Syam menjadi simbol keikhlasan seorang santri sejati—menuntut ilmu bukan demi dunia, melainkan demi Allah. (ivan)