Marzuki Kurdi

Kiai Rakyat dari Tanah Kapur yang Tetap Teguh sampai Akhir

tokoh | 21 November 2025 13:55

 

Meski ayahnya berharap ia pulang untuk meneruskan Pesantren Mambaul Ulum, jalan hidupnya justru menggiringnya masuk ke jejaring gerakan rakyat. Dari LKPSMNU–Lakpesdam hingga jaringan Bina Desa, SPI, dan Gusdurian, Marzuki Kurdi menjadi figur yang memadukan nalar gerakan, kedalaman spiritual, dan keberpihakan pada masyarakat kecil.

 

Di Yogyakarta, ia bukan hanya penggerak, tetapi juga pembimbing generasi muda. Dalam kondisi sakit pun, ia tetap hadir memberi arah, mengorganisir, dan menjaga marwah gerakan. Sikapnya dikenal tegas: tidak bermain politik praktis, tidak mengambil jalan pintas, dan tidak membiarkan gerakan terjebak kepentingan. Diksi-diksinya lugas, kadang pedas, tetapi tertuju pada satu hal—menegakkan integritas.

 

Warisan terbesar Kiai Marzuki Kurdi bukan pada jabatan, melainkan pada keteguhan sikap. Ia menunjukkan bahwa jalan kiai rakyat bukan perkara slogan, tetapi konsistensi untuk berdiri bersama kelompok bawah, mengalirkan pengetahuan, dan menjaga kebeningan batin—seperti air kapur yang menjadi metafor kehidupan yang menempanya sejak kecil.

 

Kepergiannya menyisakan teladan bagi generasi penerus: bahwa perjuangan membutuhkan ketenangan, keyakinan, dan keberanian untuk tidak hanyut dalam arus politik. Dari desa kapur di Tuban hingga ruang-ruang gerakan di Yogyakarta, jejak Marzuki Kurdi tetap hidup sebagai inspirasi keteguhan di tengah zaman yang mudah berbelok arah. (ivan)