Agung Cahyo Nugroho

Guru Disabilitas yang Konsisten Mengabdi di SLB YPAC Kebayoran

tokoh | 26 November 2025 14:21

Guru Disabilitas yang Konsisten Mengabdi di SLB YPAC Kebayoran
Agung Cahyo Nugroho sedang menjadi petugas upacara Peringatan Hari Guru Nasional di Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Pembinaan Anak Cacat, Kebayoran, Jakarta Selatan. (dok nuonline)

JAKARTA, PustakaJC.co - Agung Cahyo Nugroho (40), guru penyandang disabilitas di Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kebayoran, Jakarta Selatan, kembali menunjukkan dedikasinya saat bertugas sebagai dirigen pada upacara peringatan Hari Guru Nasional, Selasa (25/11/2025). Bertumpu pada tongkat besi, ia memimpin tiga lagu: Indonesia Raya, Hymne Guru, dan Terima Kasih Guruku.

 

“Hari Guru adalah momen bersuka cita untuk saling memberi doa dan selamat,” ucap Agung, dikutip dari nu.or.id, Rabu, (26/11/2025).

 

Selama 13 tahun mengajar, Agung menjadi satu-satunya guru penyandang disabilitas dari total 23 tenaga pendidik di YPAC. Kecelakaan pada 2007 membuat kakinya harus dioperasi dan melalui pemulihan panjang. Ia sempat memakai kaki palsu, tetapi kini hanya menggunakan tongkat karena lebih nyaman.

 

Setiap hari Agung menempuh perjalanan dari Pamulang, Tangerang Selatan, ke Kebayoran using motor matik yang telah dimodifikasi. Meski kerap terjebak macet, ia tidak pernah mengurangi semangat mengajar.

 

 

“Anak-anak di sini merasa senasib dengan saya, jadi kami lebih mudah membangun kemistri,” ujarnya, alumnus Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Jakarta.

 

Karier Agung cukup panjang sebelum mengabdi di YPAC. Ia pernah mengajar di Sekolah Alam Ciganjur, SDIT Citra Azahra, SLB Tunarungu Cipete, Sekolah Khusus Spektrum Bintaro, hingga pusat tumbuh kembang anak di Pancoran. Ia sempat diusulkan menjadi P3K, namun menolak karena berpotensi dipindahkan ke sekolah lain.

 

“Wali murid juga tidak ingin saya pindah,” katanya.

 

 

Di rumah, Agung membuka usaha jual beli dan perbaikan laptop untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ia menjadi tulang punggung bagi istri dan dua anaknya. Kemampuan memperbaiki laptop ia pelajari sejak kuliah saat sering membantu teman di rental komputer.

 

Agung berharap pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraan guru, baik di kota maupun daerah terpencil. “Guru berperan penting dalam membimbing masa depan bangsa, jadi mereka berhak hidup layak,” tegasnya.

 

Seorang wali murid, Patmadiwirya (82), menyampaikan kekaguman atas pengabdian Agung. 

 

“Pak Agung sabar dan sangat perhatian menghadapi anak-anak,” ujar Wirya.

 

Data Kemenko PMK (2023) menunjukkan penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,97 juta jiwa, sementara BPS (2022) mencatat hanya 7,6 juta dari 17 juta penyandang disabilitas usia produktif yang terserap dunia kerja. (ivan)