Wisata

Romansa Cinta Candi Prambanan

Romansa Cinta Candi Prambanan
dok jogja

Embun di Prambanan

 

matahari menari di celah pahatan

mengungkap rahasia siluet tubuhmu, lekuklekuk gairah

semampai langkah menapaki undakan tahta

pada relief, persetubuhan kita terpahat

tanpa batas istirah.

Batubatu terhampar di pelataran

bukanlah reruntuhan, ialah jejak hidup, ialah hurufhuruf

terurai dari kalimat takjub yang tak ada habisnya

bongkahan prasasti yang akan selalu kautemukan di hatiku

walau seribu tahun terkubur abu merapi.

Permaisuri,

kuagungkan dirimu dalam sebuah arca dewi

seluruh kerajaan hatiku kunobatkan hanya untukmu

satu candi adalah persembahan, seribu candi

kasih yang abadi.

 

 

“Cinta memang butuh bukti, bukan sekedar janji”. Kata-kata inilah yang mungkin saat itu terbersit di benak Bandung Bondowoso, seorang pangeran dari Pengging yang terkenal kesaktiannya.

 

Tepatnya, saat ‘gayung tak segera bersambut’ setelah ia mengutarakan isi hatinya pada seorang putri raja yang cantik jelita, Roro Jonggrang. Tentu kita semua bisa membaca isi hati Roro Jonggrang di balik penolakan cintanya kepada Bandung Bondowoso. Ya, apalagi alasannya kalau bukan karena seorang pangeran yang gagah perkasa itu ternyata adalah laki-laki yang telah membunuh ayahnya, Prabu Boko. Alasan itulah yang kemudian mendorongnya untuk menolak cinta Bandung Bondowoso secara halus, menerima cintanya tetapi dengan dua syarat: sumur raksasa Jalatunda dan seribu candi dalam waktu semalam!

Baca Juga : Long Weekend Februari 2024, Ini Tips Naik Kereta Api Saat Musim Hujan
Bagikan :