Fakta Menarik Tentang Sirkuit Mandalika

wisata | 18 Mei 2025 20:38

Fakta Menarik Tentang Sirkuit Mandalika
Fakta Menarik Tentang Sirkuit Mandalika (dok gooto.com)

SURABAYA, PustakaJC.co - Kawasan Mandalika terus menunjukkan tajinya sebagai destinasi unggulan Indonesia. Dalam beberapa pekan terakhir, sorotan dunia tertuju pada berbagai peristiwa besar yang terjadi di kawasan ini mulai dari ajang balap kelas dunia, upaya penghijauan berskala masif, hingga isu pembangunan vila yang menuai perhatian pemerintah.

 

1. GT World Challenge Asia 2025: Balap Dunia di Tanah Lombok

Riuh suara mesin dan sorak penonton mewarnai Sirkuit Pertamina Mandalika saat GT World Challenge Asia 2025 resmi digelar pada 9–11 Mei lalu. Ini adalah ajang balap mobil internasional pertama di Indonesia, dan Mandalika tampil gemilang sebagai tuan rumah.

 

Tak hanya mengundang decak kagum pecinta otomotif, gelaran ini juga mendongkrak ekonomi lokal. Hotel penuh, UMKM panen omzet, dan pariwisata Lombok kembali hidup.

 

“Ini bukan sekadar balapan, tapi peluang besar untuk memperkenalkan Mandalika ke mata dunia,” ujar salah satu pelaku pariwisata lokal.

 

2. Persemaian Modern Mandalika: 5 Juta Bibit Pohon per Tahun

Tak jauh dari gemuruh sirkuit, kawasan Rembitan di Lombok Tengah justru menjadi saksi dari gerakan hijau berkelanjutan. Persemaian modern Mandalika berdiri megah di atas lahan 32 hektar, dengan target produksi fantastis: 5 juta bibit pohon per tahun.

 

Bibit-bibit seperti sengon, gaharu, hingga mangrove dikembangkan di sini untuk rehabilitasi hutan di seluruh NTB. Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, yang meninjau langsung lokasi ini menyebutnya sebagai "langkah konkret untuk masa depan lingkungan yang lebih baik."

 

3. Vila di Bukit Mandalika: Keindahan atau Ancaman?

Namun, tak semua pembangunan di Mandalika mendapat sambutan hangat. Menteri Kehutanan juga menyoroti masifnya pembangunan vila di atas bukit yang mengancam kelestarian alam.

 

Pemerintah berencana melakukan penertiban terhadap bangunan-bangunan yang dinilai tidak sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. “Kita ingin Mandalika tumbuh, tapi tetap hijau dan lestari,” tegas Menteri Raja Juli. (nov)