JAKARTA, PustakaJC.co - Setelah dua tahun berturut-turut menduduki posisi puncak, Indonesia kini turun ke peringkat kelima dalam Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2025. Meski skornya tetap stabil, negara-negara pesaing seperti Malaysia, Arab Saudi, Turkiye, dan Uni Emirat Arab (UEA) melaju lebih cepat.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata, Hariyanto, menyampaikan bahwa penurunan ini bukan karena penurunan kualitas, melainkan peningkatan signifikan dari negara lain. Dilansir dari kompas.com, Rabu, (25/6/2025).
“Sebetulnya nilai kita tidak turun, tetapi negara-negara kompetitor kita lebih cepat. Ini pelajaran penting bagi kita, tapi kita harus maklumi juga memang saat-saat ini kita sedang penataan,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata, Hariyanto saat ditemui di Museum Indonesia, TMII, Jakarta Timur, Selasa, (24/6/2025).
Dalam laporan GMTI 2025, Indonesia meraih skor 76, sama seperti tahun sebelumnya. Namun, Malaysia naik ke posisi pertama dengan skor 79, disusul Arab Saudi, Turkiye, dan UEA yang sama-sama mencetak skor 78.
Sementara itu, pada tahun 2024, Indonesia dan Malaysia berbagi posisi pertama dengan skor sama, yakni 76 poin.
“Bukan berkurang ya sebetulnya, itu disalip sama pihak yang lain. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan seterusnya,” tambah Hariyanto.
Hariyanto juga menekankan bahwa pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJH) tengah aktif melakukan sosialisasi, termasuk dalam sektor wisata halal. Upaya ini menjadi bagian dari penataan sistem agar Indonesia bisa kembali merebut posisi teratas.
Penilaian GMTI dilakukan dengan mempertimbangkan empat kategori utama:
•Akses (10%)
•Komunikasi (20%)
•Lingkungan (30%)
•Layanan (40%)
Skor akhir merupakan hasil perhitungan rata-rata tertimbang dari keempat kategori tersebut. Data GMTI juga bersumber dari berbagai lembaga kredibel seperti UNWTO, World Bank, UNESCO, hingga World Economic Forum (WEF).
Meski posisi Indonesia turun, pemerintah tetap optimistis akan kebangkitan destinasi wisata halal Tanah Air.
“Saya yakin kita bisa kembali ke posisi awal sebagai top destinasi wisata ramah Muslim dunia,” tutup Hariyanto penuh semangat. (ivan)