SURABAYA, PustakaJC.co - Museum 10 November Surabaya menghadirkan cara baru belajar sejarah melalui pameran Cross Musea Bajawara yang memanfaatkan teknologi imersif berskala besar, termasuk video mapping 360 derajat. Pameran ini dapat dinikmati masyarakat hingga 30 November 2025.
Teknologi tersebut menampilkan rekonstruksi peristiwa penting Pertempuran 10 November 1945 secara menyeluruh, sehingga pengunjung dapat merasakan atmosfer perjuangan rakyat Surabaya saat menghadapi serangan Sekutu dan Belanda. Dilansir dari bhirawaonline.co.id, Jumat, (21/11/2025).
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengapresiasi inovasi ini dan menilai teknologi sebagai jembatan agar sejarah semakin dekat dengan generasi muda.
“Anak muda bukan hanya perlu membaca sejarah, tapi juga merasakannya. Pameran imersif seperti Bajawara penting untuk menjaga nilai kepahlawanan tetap relevan,” kata Eri.
Ia menegaskan bahwa teknologi seperti video mapping mampu membangun pengalaman yang lebih kuat dan emosional sehingga semangat 10 November bisa diwariskan kepada generasi berikutnya.
“Cross Musea Bajawara menjadi momentum pemanfaatan teknologi untuk edukasi sejarah sekaligus memperkuat identitas Kota Pahlawan,” ujarnya.
Salah satu mahasiswa, Rizky, mengaku terkejut dengan efek visual yang membuatnya seolah berada langsung di medan pertempuran.
“Begitu masuk ruangan dan visual bergerak dari segala arah, saya langsung merinding. Suara tembakan dan ledakan terasa nyata, terutama saat adegan rekonstruksi pertempuran dekat Jembatan Merah,” tuturnya.
Menurutnya, cara belajar seperti ini jauh lebih mudah dipahami, tidak membosankan, dan membuat generasi muda lebih menghargai perjuangan rakyat tahun 1945.
Hal serupa disampaikan Nadia, siswi SMK di Surabaya. Ia menilai teknologi imersif membuat museum terasa lebih modern dan menarik bagi pelajar.
“Biasanya museum hanya melihat benda lama, tapi di sini serasa interaktif. Adegan perobekan bendera di Hotel Majapahit jadi favorit saya—auranya kuat sekali. Apalagi pelajar Surabaya bisa masuk gratis,” ungkapnya. (ivan)