Beliau pun memberi peringatan tentang risiko lemahnya keimanan yang hanya bersifat warisan, karena mudah tergoda oleh kepentingan duniawi.
“Kalau diserang sesuatu yang menggiurkan, seperti pembagian sembako, imannya bisa goyah. Orang yang Islamnya keturunan, kalau tidak diperkuat dengan tafakkur, gampang jebol,” ujar Pengasuh Pondok Miftahus Sunnah.
Melalui pengajian kitab tasawuf Al-Hikam, KH Miftachul Akhyar mengajak umat Islam untuk terus menghidupkan akal dan hati dalam beragama. Dalil dan tafakkur menurutnya adalah jalan menuju makrifat dan keimanan yang matang di tengah berbagai godaan zaman. (ivan)