Ulang Tahun ke-66 Menag Jadi Momen Refleksi dan Cinta

bumi pesantren | 24 Juni 2025 08:28

Ulang Tahun ke-66 Menag Jadi Momen Refleksi dan Cinta
Menteri Agama Nasaruddin Umar memotong tumpeng, kantor pusat Kemenag LB. (dok kemenag)

JAKARTA, PustakaJC.co - Tak ada pesta. Tak ada panggung megah. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang baru saja pulang dari tugas sebagai Amirulhaj 2025 memilih menyambut ulang tahunnya yang ke-66 dengan cara sederhana namun penuh makna: muhasabah, refleksi, dan nasihat spiritual yang menyentuh.

Pagi itu, aula Kementerian Agama RI di Jakarta dihiasi bunga dan doa. Menag menyambut hangat ucapan dari jajaran eselon I, II, dan III, kolega, serta para sahabat, didampingi sang istri. Momen ini seolah mempertegas prinsip hidup yang ia pegang: tulus melayani, damai dalam keberagaman. Dilansir dari kemenag.go.id, Selasa, (24/6/2025).

“Kami berharap, di usia Pak Menag yang ‘bonus 3 tahun dari Rasulullah’, beliau tetap sehat dan terus membawa kebaikan untuk keluarga, kementerian, bangsa dan negara,” ujar Wakil Menteri Agama, Romo Syafi’i, dalam sambutannya.

Dalam suasana khidmat, Menag memberikan pesan yang menggugah.

“Hati-hati terhadap pujian, karena bisa membuat kita stagnan. Jangan takut dikritik, sebab kritikan justru mendorong kemajuan,” ujar Menag Nasaruddin Umar di hadapan para pegawai.

Ia juga mengingatkan, pertambahan usia sejatinya bukan ajang selebrasi berlebihan, melainkan tanda makin dekatnya seseorang pada garis akhir kehidupan.

“Ulang tahun bukan untuk dirayakan secara meriah, tapi dimaknai sebagai waktu yang kian dekat menuju garis finish,” ingat Nasaruddin Umar.

Menag lantas mengutip kisah Rabiah Al-Adawiyah, sufi perempuan agung yang hidupnya hanya dipenuhi cinta dan tak pernah menyisakan ruang bagi kebencian.

“Isi jiwa kita dengan cinta. Jika penuh cinta, maka tak ada ruang bagi benci. Itu prinsip hidup yang relevan dalam dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat,” ujar imam besar masjid Istiqlal itu.

Sebagai tokoh yang juga dikenal sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Menag kerap tampil meneduhkan di tengah perbedaan pandangan. Dalam tiap pesannya, ia menekankan pentingnya istiqamah, konsistensi, dan ketulusan dalam pelayanan publik.

“Kerja kita di Kementerian adalah kerja ibadah. Layanilah masyarakat dengan hati, jangan hanya dengan rutinitas birokrasi,” pungkasnya.

Di usia ke-66, Menteri Agama Nasaruddin Umar membuktikan bahwa usia bukan sekadar angka, melainkan pengingat untuk terus menebar makna dan cinta kepada sesama. Ulang tahun bisa saja jadi momen pribadi, tapi baginya, ini adalah panggung kecil untuk mengajak semua kembali merenung dan bersyukur. (ivan)