Ia menambahkan bahwa majelis ilmu adalah bentuk nyata dari penghormatan terhadap waktu-waktu suci, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW riwayat Tirmidzi:
“Dunia itu terkutuk, dan segala isinya terkutuk, kecuali dzikir kepada Allah, dan apa yang mendukungnya, serta orang alim dan orang yang belajar.”
Dalam kesehariannya, Gus Baha juga mengaji hadits Shahih Muslim di bulan Muharram, sebagai bentuk menjaga kesinambungan ilmu dan memperkuat spiritualitas umat. Ia percaya, ilmu agama bukan hanya untuk kalangan santri atau pesantren, tapi harus menjadi budaya umat Islam.
 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                