Mengapa Kiai Mulai Pengajian di Hari Rabu? Ini Alasannya Menurut Ulama

bumi pesantren | 11 Juli 2025 04:28

Mengapa Kiai Mulai Pengajian di Hari Rabu? Ini Alasannya Menurut Ulama
Ilustrasi Pengajian di pesantren. (dok nuonline)

JAKARTA, PustakaJC.co — Tradisi para kiai memulai kembali pengajian di pesantren pada hari atau malam Rabu bukan tanpa dasar. Ustadz Abdul Wahab menjelaskan bahwa hal itu berkaitan erat dengan nilai simbolik dan dalil dari para ulama klasik.

“Rabu disebut dalam hadits sahih sebagai hari saat Allah menciptakan cahaya. Ilmu itu sendiri juga cahaya. Maka, pengajian di hari Rabu adalah pertemuan dua cahaya,” kata Ustadz Wahab, dikutip dari NU Online, Jumat, (11/7/2025).

Menurutnya, pengajian yang dimulai di hari penciptaan cahaya akan diberkahi sempurna. Ia mengutip pendapat Imam al-Ajluni dalam kitab Kasyf al-Khafa’ bahwa segala sesuatu yang dimulai di hari Rabu akan berakhir dengan baik. Hal ini bersumber dari keterangan Syekh Burhanuddin, penulis kitab al-Hidayah.

Senada dengan itu, Imam as-Sakhawi dalam al-Maqashid al-Hasanah juga menuliskan bahwa hari Rabu sempat mengadu kepada Allah karena dianggap hari sial. Sebagai balasannya, Allah menganugerahi keistimewaan: setiap amal yang dimulai di hari itu akan disempurnakan.

“Karena itu, para ulama memulai kajian atau majelis ilmu di hari Rabu agar berkah dan tuntas,” jelas Ustadz Wahab.

Sementara itu, Ustadz Ahmad Karomi menambahkan bahwa hari Rabu adalah waktu yang baik untuk memulai segala aktivitas. Namun, ia mengutip pula hadits yang menyatakan bahwa hari Senin adalah hari terbaik untuk menuntut ilmu.

 

“Rasulullah bersabda: carilah ilmu di hari Senin, sebab para pencari ilmu akan dipermudah,” tulisnya, mengutip kitab Faidul Qadir, Kanzul Ummal, dan Akhbar Asbahan.

Dengan demikian, menurut Ustadz Karomi, bisa dipahami bahwa hari Senin lebih khusus untuk aktivitas belajar, sedangkan hari Rabu lebih luas mencakup semua aktivitas positif, seperti berdagang, bertani, membangun rumah, hingga memulai kajian.

Tradisi mulia ini menunjukkan bahwa waktu dalam Islam bukan hanya hitungan jam dan hari, tetapi juga sarat makna dan hikmah. Memulai pengajian di hari Rabu adalah bentuk ikhtiar batin para kiai agar ilmu yang disampaikan bukan hanya sampai, tapi juga menancap dalam cahaya keberkahan. (ivan)