Kemenag Susun Indeks Keberagamaan Nasional, Ukur Sejauh Mana Agama Dihidupi Masyarakat

bumi pesantren | 21 Juli 2025 05:35

Menurut Akmal Salim Ruhana, Kasubdit Kemasjidan Kemenag, hasil indeks ini bisa menjadi alat ukur apakah nilai-nilai agama betul-betul hidup dalam keseharian masyarakat. “Kalau hasilnya rendah, artinya perlu ada reorientasi program pembinaan. Jangan sampai agama hanya berhenti di simbol dan seremoni,” jelasnya.

Penyusunan indeks ini juga mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya butir kedelapan soal kehidupan beragama yang harmonis dan toleran, serta selaras dengan Asta Protas Menteri Agama, yaitu layanan keagamaan yang berdampak langsung.

“Saya diminta Dirjen Bimas Islam agar finalisasi bisa selesai September ini, dan tahun 2026 sudah bisa digunakan sebagai dasar kebijakan,” kata Arsad.

Survei ini bukan sekadar soal angka. Lebih dari itu, ia adalah cermin. Apakah ajaran agama benar-benar hidup di tengah umat—atau sekadar jadi rutinitas tanpa makna? Kemenag ingin memastikan bahwa kebijakan ke depan berpijak pada realitas umat, bukan asumsi. Dan indeks ini jadi langkah penting untuk itu. (ivan)