Kemenag Latih 200 Dai Muda Magang di Pesantren, Bekal Dakwah dan Ekonomi Umat

bumi pesantren | 13 Agustus 2025 06:01

Kemenag Latih 200 Dai Muda Magang di Pesantren, Bekal Dakwah dan Ekonomi Umat
Peserta pembibitan dai muda magang di pesantren. (dok kemenag)

JAKARTA, PustakaJC.co - Kementerian Agama (Kemenag) memberi kesempatan 200 dai muda terbaik dari seluruh Indonesia untuk magang di enam pesantren terpilih di Jawa Barat. Program ini membekali mereka bukan hanya dengan teori, tetapi juga praktik dakwah dan pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren.

Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi, menegaskan bahwa pembibitan dai muda tidak cukup hanya dilakukan di ruang pelatihan. Dilansir dari kemenag.go.id, Rabu, (13/8/2025).

“Mereka akan belajar tidak hanya teori, tetapi praktik dakwah dan pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren,” ujarnya di Jakarta, Senin, (11/8/2025).

Enam pesantren lokasi magang dipilih melalui kriteria ketat, mulai dari sistem taklim yang mapan hingga pengelolaan usaha produktif seperti percetakan, koperasi, toko bahan pokok, dan pertanian.

 “Kami ingin para dai muda bisa melihat model pemberdayaan ekonomi yang nyata, sehingga nanti mereka dapat menirunya di daerah masing-masing,” tambah Zayadi.

Zayadi menekankan bahwa regenerasi dai di era digital harus dibarengi kemampuan mengelola ekonomi umat.

“Dakwah harus mampu menyejahterakan, tidak hanya mencerahkan,” tegasnya.

Magang berlangsung 9–13 Agustus 2025. Selama itu, para peserta terjun langsung mengisi kajian, berdialog dengan santri, dan mempelajari manajemen unit usaha pesantren. Program ini merupakan tahap praktik dari pelatihan Pembibitan Calon Dai Muda (PCDM) 2025 yang diikuti 200 peserta terpilih dari 634 pendaftar. Pelatihan teori sebelumnya berlangsung 4–8 Agustus di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.

Pimpinan Pesantren Al Luthfah Bandung Barat, KH. Ahmad Muhibban, yang menjadi salah satu tuan rumah magang, menyambut hangat para peserta.

 “Tidak ada pekerjaan paling mulia daripada dai,” ujarnya.

Ia berpesan agar para dai muda tampil tegas, berakhlak mulia, dan menyesuaikan metode dakwah dengan kondisi masyarakat.

Kasubdit Dakwah dan Hari Besar Islam, Amirullah, menuturkan bahwa program ini juga menjadi ajang membangun jejaring antara dai muda dan pesantren.

 

 “Momentum ini bukan akhir dari pembinaan, tetapi awal dari pengabdian nyata di masyarakat,” kata Amirullah.

Program akan ditutup pada 13 Agustus di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag Jakarta, dihadiri Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad. Usai penutupan, peserta akan kembali ke daerah masing-masing untuk menerapkan ilmu yang didapat.

Dengan bekal ilmu dakwah yang membumi dan keterampilan ekonomi umat, para dai muda diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu mencerahkan sekaligus menyejahterakan masyarakat di seluruh Indonesia. (ivan)