Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pesantren harus menjadi pusat lahirnya generasi yang beradab, sopan, santun, sekaligus adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan begitu, santri tidak hanya menjadi penjaga tradisi agama, tetapi juga mampu menjawab tantangan global.
KH. Hasan Badri menutup amanatnya dengan doa agar Allah senantiasa menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Semoga bangsa ini terus diberi kekuatan, dan santri Muhyiddin mampu berkontribusi positif melalui pendidikan, teknologi, dan akhlak mulia,” pungkas pengasuh pondok pesantren anak-anak Muhyiddin ini. (ivan)