SURABAYA, PustakaJC.co – Upacara peringatan HUT ke-80 RI di Pondok Pesantren Anak-anak Muhyiddin berlangsung khidmat. Seluruh santri mulai dari MI, MTs, hingga MA Muhyiddin turut mengikuti upacara. Dalam amanatnya, Pengasuh KH. M. Hasan Badri menekankan pentingnya peran pendidikan pesantren dalam melahirkan generasi santri yang berakhlak mulia, cerdas, sekaligus siap menghadapi tantangan zaman teknologi.



KH. Hasan Badri mengingatkan bahwa nikmat kemerdekaan harus terus dijaga dengan sekuat tenaga. Menurutnya, menjaga Indonesia bukan hanya tugas para pemimpin, tetapi juga kewajiban seluruh rakyat, termasuk kalangan pendidik dan santri.
“Menjadi seseorang yang berkecimpung di dunia pendidikan adalah bentuk pengabdian kepada negara. Dari pesantren, kita bisa melahirkan manusia unggul, cerdas, dan berakhlak yang akan meneruskan pendidikan bagi generasi berikutnya,” Abah Badri.
KH Hasan Badri bersama santri dan ustadz-ustadzah MI Muhyiddin usai upacara HUT RI ke-80.
Ia mencontohkan kondisi dunia yang masih diliputi konflik, seperti peperangan di Palestina maupun Rusia-Ukraina. Situasi itu, katanya, menjadi pengingat betapa berharganya kemerdekaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
KH. Hasan Badri menekankan bahwa tantangan saat ini berbeda dengan masa lalu. Jika dahulu peperangan terjadi secara fisik, kini tantangan datang melalui perkembangan teknologi. Oleh karena itu, santri dituntut untuk mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa meninggalkan dasar utama yakni iman, takwa, serta akhlak mulia.
“Perang sekarang bukan lagi dengan senjata semata, tetapi dengan teknologi. Karena itu, santri harus membuka mata dan membuka diri pada perkembangan teknologi, tanpa mengesampingkan nilai agama. Teknologi harus menjadi sarana untuk memperluas pengetahuan sekaligus meningkatkan ketakwaan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pesantren harus menjadi pusat lahirnya generasi yang beradab, sopan, santun, sekaligus adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan begitu, santri tidak hanya menjadi penjaga tradisi agama, tetapi juga mampu menjawab tantangan global.
KH. Hasan Badri menutup amanatnya dengan doa agar Allah senantiasa menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Semoga bangsa ini terus diberi kekuatan, dan santri Muhyiddin mampu berkontribusi positif melalui pendidikan, teknologi, dan akhlak mulia,” pungkas pengasuh pondok pesantren anak-anak Muhyiddin ini. (ivan)