PBNU dan 15 Ormas Islam Temui Presiden, Serukan Ketenangan Bangsa di Tengah Gejolak Sosial

bumi pesantren | 01 September 2025 05:31

PBNU dan 15 Ormas Islam Temui Presiden, Serukan Ketenangan Bangsa di Tengah Gejolak Sosial
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf bersama pimpinan 15 organisasi masyarakat (ormas) Islam menemui Presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor. (dok nuonline)

BOGOR, PustakaJC.co – Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf bersama pimpinan 15 organisasi masyarakat (ormas) Islam menemui Presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Sabtu, (30/8/2025). Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam itu digelar di tengah meningkatnya ketegangan sosial usai tewasnya pengemudi ojek online Affan Kurniawan saat demonstrasi di Jakarta.

 

Dalam pertemuan itu, Gus Yahya menekankan pentingnya menjaga ketenangan dan menahan diri. Dilansir dari nu.or.id, Senin, (1/9/2025).

 

“Alhamdulillah, sore ini kami berdialog dari hati ke hati dengan Bapak Presiden. Kami bersepakat mengajak masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi, agar bangsa ini bisa menghadapi tantangan dengan kepala dingin,” tegasnya.

Ia menambahkan, ormas-ormas Islam siap bergandengan tangan dengan pemerintah untuk mencari jalan keluar yang damai.

 

“Insya Allah, bersama Presiden dan pimpinan umat, kita bisa mengatasi segala tantangan dengan cara yang damai dan bermartabat,” imbuhnya.

 

Senada, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan bahwa demokrasi harus dijalankan secara beradab.

 

“Kita semua memahami aspirasi rakyat, tetapi penyampaian aspirasi harus tetap dalam koridor tanggung jawab dan keadaban, agar tidak meruntuhkan persatuan bangsa,” ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

 

Hadir pula perwakilan dari MUI, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Hidayatullah, Al Irsyad, Persis, serta Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII). Para pimpinan ormas sepakat bahwa situasi bangsa saat ini membutuhkan ketenangan, kesabaran, serta komitmen menjaga keutuhan.

 

Pertemuan di Hambalang itu akan dilanjutkan dengan agenda di Istana Negara, sebagai langkah meneguhkan tekad bersama menjaga persatuan dan masa depan Indonesia. (ivan)