SURABAYA, PustakaJC.co — Pondok Pesantren Rahmatan Lil Alamin di Kabupaten Nganjuk punya cara unik dalam mendidik para santrinya. Tak hanya fokus pada kajian kitab kuning dan ilmu agama, pesantren ini juga mengajarkan wirausaha dan pengelolaan sampah menjadi produk bernilai tinggi.
Siapa sangka, santri di pesantren ini kini bisa membuat berbagai kerajinan seperti rak buku, lampion, tempat tisu, hingga hiasan dari bambu dan tempurung kelapa. Semua hasil karya itu diproduksi langsung oleh santri dan dijual ke berbagai daerah, bahkan tembus pasar internasional seperti Jerman, India, dan Arab Saudi.
“Kalau berkunjung ke sini, suasananya pasti beda. Santri banyak berkreasi dengan kerajinan dari bambu dan bahan daur ulang,” tutur pengasuh Ponpes Rahmatan Lil Alamin, Gus Ridlwan Baidowi, dikutip dari NU Jatim.
Gus Ridlwan mengaku konsep ini terinspirasi dari pengalamannya saat menimba ilmu di Yogyakarta—kota yang dikenal kaya akan kreativitas dan seni. Sepulang dari sana, ia mendirikan rumah produksi “Santri Craft” dengan slogan Karya Santri untuk Negeri, serta mendirikan Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP).
Unit usaha ini menjadi wadah bagi santri untuk belajar keterampilan seperti desain grafis, multimedia, agrobisnis, hingga teknik pengelasan.
Dari hasil wirausaha tersebut, pesantren kini mampu membiayai lebih dari 600 santri secara gratis.
“Motivasi kami sederhana, bergerak itu membawa berkah. Santri harus mandiri, hidup-hidupilah pondok, jangan hidup dari pondok,” tegas Gus Ridlwan.
Inovasi itu membuahkan hasil. Pada tahun 2023, Pondok Pesantren Rahmatan Lil Alamin meraih Eco Pesantren Award tingkat Jawa Timur.
Setahun kemudian, pesantren ini kembali mendapat Ekopesantren Award 2024 kategori Program Umum Ekopesantren dari Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI UNAS).
Penghargaan ini menjadi bukti bahwa pesantren tak hanya tempat menimba ilmu agama, tetapi juga pusat pembelajaran kemandirian dan kepedulian lingkungan.
Kini, Ponpes Rahmatan Lil Alamin terus berinovasi melalui SMP Sains Al-Qur’an Rahmatan Lil Alamin, yang menggabungkan sains modern dengan penguatan hafalan Al-Qur’an.
Semangat “ngaji sambil berkreasi” pun menjadi ciri khas pesantren ini — menjadikannya pelopor pesantren wirausaha berwawasan lingkungan di Jawa Timur. (int)
