JAKARTA, PustakaJC.co - Para ulama sepuh Nahdlatul Ulama (NU) direncanakan berkumpul di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, untuk membahas dinamika internal yang tengah bergulir di tubuh PBNU. Rencana pertemuan itu disampaikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf usai menghadiri Silaturahim Alim Ulama di Kantor PBNU, Jakarta, Ahad, (23/11/2025) malam.
“Insyallah akan ada pertemuan yang lebih besar dengan menghadirkan para kiai sepuh dan unsur kepemimpinan NU. Pesantren Lirboyo menjadi tuan rumah,” kata Gus Yahya, dikutip dari nu.or.id, Selasa, (25/11/2025).
Ia berharap forum tersebut menjadi titik awal penyelesaian polemik yang mencuat belakangan ini. Namun, tanggal pasti pelaksanaan pertemuan belum ditentukan.
“Kesepakatan sudah ada. Pertemuan akan segera digelar agar menjadi pembuka jalan keluar,” ujarnya.
Gus Yahya menyebut para ulama menyesalkan dinamika yang terjadi dalam Rapat Harian Syuriyah PBNU yang memunculkan desakan agar dirinya mundur dari jabatan Ketua Umum. Ia menegaskan penyelesaian persoalan organisasi harus kembali pada AD/ART serta dilakukan tanpa memperluas konflik.
Sementara itu, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori memaparkan empat poin kesepakatan ulama dalam silaturahim tersebut. Pertama, para kiai sepuh menyetujui adanya pertemuan lebih besar untuk mengupayakan islah. Kedua, kepengurusan PBNU harus berjalan penuh hingga akhir masa jabatan menjelang Muktamar. Ketiga, seluruh pengurus diminta bertafakur demi kebaikan organisasi, warga NU, dan bangsa. Keempat, tidak boleh ada pemaksaan pengunduran diri maupun pemaksaan pemecatan.
Sebelumnya, beredar risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang berisi keputusan agar KH Yahya Cholil Staquf mundur dalam waktu tiga hari sejak risalah diterima. Jika tidak, Syuriyah disebut akan memberhentikannya. Risalah itu ditandatangani Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan diputuskan dalam rapat di Hotel Aston City Jakarta, 20 November 2025. (ivan)