Di usianya yang belum genap 35 tahun, Gus Zainal telah mengantarkan para santri-santrinya menjadi penulis-penulis handal.
Tiga hal yang menjadi motto dalam hidup Gus Zainal yaitu spiritualitas, intelektualitas dan profesionalitas. Semangat yang diusung adalah semangat kemandirian.
"Santri-santri di sini tidak boleh menerima kiriman dari orang tua. Itulah semangat kemandirian yang dibangun oleh Gus Zainal," kata Aldi.
Lalu bagaimana santri-santri bisa survive? Mereka bisa survive dari hasil kepenulisan. Namun ada juga yang menyambung hidup dari hasil berjualan koran, hasil berjualan buku, ada yang jadi layouter dan lain sebagainya.
"Setelah sepenggal Gus Zainal, tampuk kepemimpinan pesantren di pegang KH Husni Amriyanto setelah menikahi Bunda Maya," tandas Aldi. (ans)