SURABAYA, PustakaJC.co – Puluhan penyandang tunanetra mengikuti Festival Tunanetra Mengaji di Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya, Sabtu, (25/10/2025). Acara ini bukan sekadar ajang membaca Al-Qur’an Braille, tapi juga simbol perjuangan dan kemandirian tunanetra muslim.
“Acara ini perayaan atas perjuangan teman-teman tunanetra belajar Quran Braille. Karena 95 persen tunanetra di Indonesia masih belum bisa membaca Quran Braille,” ujar Gusti Muhammad Hamdan, pendiri Kawan Netra sekaligus Ketua Yayasan Urunan Kebaikan, dikutip dari suarasurabaya.net, Sabtu, (25/10/2025).
Festival ini diisi dengan kegiatan mengaji bersama, lomba cerdas cermat, pemberian santunan, dan flashmob ngaji di depan kapal selam. Menariknya, para tunanetra juga berbagi sedekah untuk anak yatim.
“Kami ingin menunjukkan bahwa tunanetra juga bisa memberi, bukan hanya tangan di bawah,” tegas Hamdan.
Menurutnya, literasi Al-Qur’an Braille di Surabaya kini lebih baik dibanding rata-rata nasional. Jika secara nasional 95 persen tunanetra belum bisa membaca Al-Qur’an Braille, di Surabaya angkanya menurun menjadi 83 persen berkat jejaring pelatihan dan dukungan komunitas.
Ke depan, Kawan Netra berencana menggelar Safari Dakwah ke berbagai daerah, serta memperluas program pendampingan digital, mobilitas, dan pendidikan bagi tunanetra di seluruh Indonesia. (ivan)