Surabaya, PustakaJC.co - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya resmi mengawali pelaksanaan program Kampung Pancasila pada, Selasa (12/08/25). Sebagai upaya meningkatkan taraf hidup warganya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengajak seluruh jajarannya bergotong royong untuk membantu masyarakat.
Melalui program ini, Eri menargetkan pendataan menyeluruh terhadap warga miskin, ibu hamil berisiko tinggi, anak putus sekolah, hingga pengangguran terbuka.
“Hari peluncuran Kampung Pancasila, dan dibagi menjadi 15 tim, yang diketuai oleh kepala dinas dan camat, jadi ada dua kepala PD yang terlibat. Mulai sekda, asisten, semuanya turun,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Kepala PD yang bertugas akan dibagi dalam 15 tim setiap hari, dan diharapkan mampu menjalankan program ini selama dua hingga tiga bulan ke depan.
“Kampung Pancasila ini adalah kampung yang kita (ajak) benar-benar menjalankan Pancasila secara utuh, bukan hanya dalam lisan, tapi dalam hal perbuatan. Jadi apa? Seperti yang diajarkan agama kita, ada tolong-menolong, ada gotong-royong, sama seperti Pancasila. Maka di situ kita akan gugah,” jelasnya.
Program ini juga mengajak warga saling membantu, menjaga keamanan lingkungan, serta melibatkan anak muda untuk ikut menjaga kampungnya. Toleransi antarumat beragama menjadi salah satu nilai yang ditekankan.
“Kita menghormati betul bagaimana membangun Surabaya ini bukan dibangun oleh orang tertentu, tapi sejatinya dibangun sendiri oleh orang dari setiap kampungnya itu sendiri," ungkapnya.
"Yang kedua, kita membiasakan saling toleransi untuk menjaga bagaimana sesama agama sehingga tidak menimbulkan perpecahan. Ketiga, yang kita lakukan adalah ketika bagaimana dari semua agama tadi membentuk jiwa-jiwa yang memiliki jiwa sosial yang tinggi,” sambung Eri.
Selain itu, Ketua RW juga diharapkan mampu menggerakkan kegiatan pemilahan sampah, mengaktifkan Karang Taruna, serta mengembangkan perekonomian kampung. Setiap Kepala PD dan ASN Pendamping ditugaskan melakukan pendataan detail terkait warga rentan.
“Jadi nanti kita bisa tahu oh di dalam RW ini (warga) yang membantu siapa? Kemudian (didata) ada berapa ibu hamil. Maka akan tahu, ketika (ada) ibu hamil berisiko tinggi, ketika akan ke rumah sakit manapun jangan disuruh melahirkan secara normal, karena sudah bahaya. Maka, dia melahirkannya akan dilakukan secara caesar. Dan ini sudah terkoneksi (datanya),” paparnya.
Kepala BPBD Surabaya sekaligus Ketua Satgas Kampung Pancasila, Irvan Widyanto, menambahkan bahwa 15 tim pendamping yang terdiri dari dinas, kecamatan, dan kelurahan akan bergerak di 1.360 RW di Surabaya.
“Mudah-mudahan di tahun ini 1.360 RW bisa terjaga. Kami juga ada 669 ASN dan non-ASN yang diterjunkan menjadi pendamping di seluruh RW yang ada di Kota Surabaya,” ucapnya.
Pembentukan Kampung Pancasila sendiri diatur dalam Keputusan Wali Kota Surabaya Nomor: 100.3.3.3/142/436.1.2/2025 yang ditetapkan pada 2 Juli 2025. Program ini merupakan kelanjutan dari Kampung Madani, yang bertujuan memberdayakan wilayah berbasis RW demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (nov)