SURABAYA, PustakaJC.co – Rumah Sakit Menur (RS Menur) kini kian terbuka. Melalui Forum Konsultasi Publik (FKP) yang digelar Selasa, (26/8/2025), manajemen rumah sakit mengajak masyarakat dan pemangku kepentingan untuk menyampaikan saran demi peningkatan mutu layanan.
Direktur RS Menur, drg. Vitria Dewi, M.Si., menegaskan bahwa rumah sakit tidak bisa berkembang sendiri tanpa dukungan berbagai pihak. Dilansir dari jatimpos.co, Selasa, (26/8/2025).
“Kami berkembang karena ada kehadiran Bapak Ibu sekalian. Intinya, RS Menur adalah milik kita bersama,” ujarnya dalam sambutan di Graha Menur, Surabaya.
Menurutnya, transformasi signifikan telah dijalankan rumah sakit. Jika dahulu identik hanya dengan layanan kesehatan jiwa, kini RS Menur juga membuka berbagai layanan medis lain.
“Tahun 2025 ini Rumah Sakit Menur sudah melayani tidak hanya pelayanan kesehatan jiwa saja. Tapi penyakit-penyakit lain yang non jiwa, yang fisik kami layani,” imbuhnya.
Adapun sejumlah layanan unggulan yang kini tersedia antara lain rawat jalan eksekutif, medical check up khusus anak, klinik adiksi (termasuk kecanduan gawai dan judi online), hingga psiko geriatri bagi pasien lansia.
Drg. Vitria menggambarkan pelayanan publik yang adaptif dengan sebuah analogi.
“Layanan rumah sakit itu seperti pesta ulang tahun anak. Hidangan yang disajikan harus sesuai selera anak-anak, bukan selera orang tua. Begitu pula dengan layanan kami, harus mengikuti kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
Dalam forum tersebut, hadir berbagai unsur masyarakat seperti dewan pengawas, perwakilan dinas terkait, akademisi, komunitas peduli skizofrenia, hingga tokoh masyarakat. Diskusi berjalan interaktif dengan banyak masukan konstruktif untuk kemajuan rumah sakit.
RS Menur pun menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti semua usulan yang diterima sebagai bagian dari upaya perbaikan berkelanjutan.
“Hari ini betul-betul rumah sakit adalah milik Bapak Ibu sekalian, milik masyarakat, dan milik kami yang ingin berkembang bersama,” pungkas drg. Vitria.
Melalui FKP ini, RS Menur tidak hanya mendengar aspirasi publik, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai rumah sakit rujukan yang terus berbenah mengikuti kebutuhan masyarakat luas. (ivan)