SURABAYA, PuatakaJC.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memperkuat implementasi Gerakan Wajib Belajar 13 Tahun, yang mencakup satu tahun pendidikan anak usia dini (PAUD) sebelum melanjutkan ke jenjang SD hingga SMA/sederajat. Program ini menjadi bagian dari enam prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam mewujudkan generasi emas Indonesia.
Enam prioritas tersebut mencakup penguatan pendidikan karakter, pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan kompetensi guru, penguatan literasi, numerasi, sains dan teknologi, pemenuhan sarana prasarana, serta pembangunan bahasa dan sastra.
Ketua Bunda PAUD Kota Surabaya, Rini Indriyani, menegaskan pentingnya satu tahun prasekolah sebagai bekal tumbuh kembang anak.
“Pendidikan prasekolah itu penting sekali, karena perkembangan zaman sekarang luar biasa. Dulu wajib belajar 12 tahun, sekarang ditambah prasekolah,” ungkap Rini, Rabu (24/9/2025).
Menurutnya, PAUD bukan sekadar tempat bermain. Anak-anak dilatih bersosialisasi, belajar mandiri, dan membangun kepercayaan diri. “Kalau dia sudah sekolah prasekolah, ketika masuk SD anak akan lebih berani. Bahkan ada yang bilang, ‘Mama nggak usah diantar,’ artinya mereka sudah terbiasa mandiri,” tambahnya.
Kesadaran orang tua juga dinilai penting. Karena itu, Pemkot Surabaya menggerakkan program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) untuk mengedukasi keluarga tentang pentingnya pendidikan usia dini. Selain itu, jejaring Bunda PAUD hingga tingkat kelurahan dibentuk untuk memastikan semua anak mendapat kesempatan sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Yusuf Masruh, menambahkan keberhasilan program ini lahir dari kolaborasi lintas perangkat daerah. “Kalau ada anak yang mau sekolah tapi terkendala biaya, langsung dicarikan solusi. PAUD memang bukan syarat formal masuk SD, tetapi manfaatnya luar biasa. Anak jadi mandiri, bahkan terbiasa memakai baju sendiri,” jelasnya.
Lebih jauh, pendidikan di PAUD Surabaya juga sudah terintegrasi dengan literasi, numerasi, serta nilai agama, dikemas dalam suasana belajar yang aman dan menyenangkan.
Sementara itu, Fatiha Khoirotunnisa Elfahmi, dosen Pendidikan Guru (PG) PAUD Universitas Negeri Surabaya (Unesa), menilai langkah Pemkot Surabaya progresif dibanding daerah lain. “Advokasi dilakukan masif, gurunya juga disekolahkan sungguh-sungguh. Ada 195 guru PAUD mendapat beasiswa S-1, tahun ini tambah 200 guru lagi. Dampaknya luar biasa pada kualitas pembelajaran,” ujarnya.
Fatiha menegaskan, komitmen Pemkot Surabaya bukan hanya membangun infrastruktur, tetapi juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Kalau atensi ini terus dijaga, Surabaya akan melahirkan generasi unggul, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan,” pungkasnya. (int)